Lipsus Sandiaga Uno

Usai Pilpres Sandi Akan Tetap Bersama Prabowo

2 Juli 2019 11:29 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kekalahannya di Pilpres 2019, tak menyurutkan kesetiaan cawapres Sandiaga Uno kepada capres Prabowo Subianto. Meski tak lagi menjadi paslon, Sandi mengaku akan tetap berjuang membantu Prabowo.
ADVERTISEMENT
Bantuan tersebut, menurutnya, tidak terbatas pada kegiatan partai saja. Sandi, tak menutup kemungkinan akan membantu Prabowo secara pribadi.
"Saya tanya Pak Prabowo, saya ingin fokus di Rumah Siap Kerja dan ingin membantu dia. Nanti keputusan Pak Prabowo ke mananya, dia juga mungkin harus merumuskan langkah-langkah ke depan. Intinya saya dengan senang hati bisa membantu Pak Prabowo. Jadi di partai, atau mungkin kegiatan pribadinya dia, " tutur Sandi kepada kumparan di Rumah Siap Kerja Kebayoran Baru, Minggu (30/6).
Namun, Sandi membenarkan, ia memang belum tentu akan kembali lagi mengurus Partai Gerindra. Bisa saja, ia akan ditempatkan oleh Prabowo di bidang lain sesuai dengan passion-nya mengurus masalah ekonomi.
"Saya ingin membantu Pak Prabowo, dan terserah beliau kalau beliau menugaskan saya di Gerindra atau di tempat lain. Tapi passion saya kan di ekonomi kerakyatan, saya ingin membantu dia," tegas Sandi.
ADVERTISEMENT
"Buat saya, posisi, jabatan, enggak terlalu menjadi tujuan. Saya ingin aplikasikan yang saya tahu dan membuka lapangan kerja, bangkitkan ekonomi, menjaga stabilitas harga," imbuhnya.
Capres dan Cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menggelar konferensi pers usai keputusan Mahkamah Konstitusi di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan, Kamis (27/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sandi juga menyebut, ia dan Prabowo sudah mengembalikan mandat yang diberikan parpol koalisi Indonesia Adil Makmur. Sehingga, para partai tersebut kini bebas menentukan langkah politik mereka ke depan.
“Koalisi Adil Makmur kan sudah selesai. Kemarin saya bicara sama Pak Prabowo, sudah membebaskan tapi teman-teman PKS, PAN, dan Demokrat ingin adanya komunikasi yang intens. Oleh karena itu, dibuat forum komunikasi,” kata Sandi.
Ia juga mengaku sudah mendengar isu tawaran dari kubu paslon 01 bagi Gerindra untuk bergabung di pemerintahan. Namun, menurutnya, tawaran tersebut lebih merujuk kepada ajakan untuk mencari format rekonsiliasi dan bukan bagi-bagi kursi.
ADVERTISEMENT
“Kalau bagi-bagi kursi itu mengkhianati apa yang sudah jadi komitmen kita. Dukung hampir 80 juta rakyat Indonesia itu karena ada keyakinan terhadap aspek-aspek perbaikan ekonomi dan taraf hidup mereka. Kita bisa hadirkan rekonsiliasi, itu yang nanti akan jadi pembicaraan,” ungkapnya.
Apalagi, ia menuturkan, Prabowo tidak pernah melihat pilpres sebagai ajang perang total melawan kedua sahabatnya, Jokowi dan Ma’ruf Amin. Sehingga, menurut Sandi, istilah rekonsiliasi sebenarnya juga kurang tepat untuk menggambarkan hubungan kedua kubu itu usai Pilpres 2019.
“Kalau dilihat sebagai rekonsiliasi, kayaknya pernah bermusuhan. Kita enggak pernah bermusuhan, kita bermitra, berdemokrasi. Kita melihat, harus siap dipilih dan tidak dipilih. Kebetulan kita kemarin melalui MK, diputuskan untuk tidak dipilih,” ucap Sandi.
ADVERTISEMENT
Namun, ia menuturkan, jika keinginan dari pihak Jokowi untuk mengajak Prabowo untuk bergabung, maka harus dibahas dulu formatnya seperti apa. Misalnya, jika tawaran yang dimaksud adalah untuk bergabung dalam legislatif, maka akan ada kemungkinan pihaknya untuk menolak.
Sandiaga Uno. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
“Karena harus ada check and balance. Karena kan demokrasi itu ada penguasa, ada oposisi. Ada kebijakan pemerintah yang harus bisa dipantau dan dikoreksi, atau langsung mau mengajak ke dalam pemerintah, itu harus dilihat mekanismenya seperti apa,” tuturnya.
Apalagi, jika ingin mengajak Prabowo untuk bergabung, Prabowo harus mengkonsultasikan tawaran itu kepada koalisinya dulu. Meski, saat ini koalisi Indonesia Adil Makmur sudah resmi dibubarkan.
"Kita bisa melihat juga bahwa kemungkinan terdepan, tergantung daripada mekanisme partainya masing-masing. Tapi Pak Prabowo membuka kesempatan itu, 'yang penting saya kembalikan dulu (mandatnya), saya tidak punya kuasa untuk mengikat para parpol anggota koalisi ini, dalam satu koalisi untuk pilpres ya kan juga sudah selesai'," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten