Veteran Perang Minta Kompensasi Perubahan Jalan Gunungsari Surabaya

4 Februari 2019 0:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jalan Gunungsari, Surabaya. Foto: Dok. Google Maps
Gubernur Jawa Timur Soekarwo telah meresmikan perubahan nama Jalan Gunungsari di Kecamatan Dukuh Pakis, dan Jalan Dinoyo di Kecamatan Keputraan, Surabaya, pada Minggu (3/2) siang. Nama baru kedua jalan itu memiliki unsur budaya Sunda. Jalan Gunungsari berubah menjadi Jalan Prabu Siliwangi, sedangkan Jalan Dinoyo berubah menjadi Jalan Sunda. Peresmian berubahnya nama jalan itu berbarengan dengan peletakan batu pertama pembangunan Monumen perjuangan Mas Trip di Jalan Gubungsari, Surabaya. Ketua Generasi pejuang Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Jawa Timur, Budhi Marto mengatakan persetujuan tersebut atas dasar pertimbangan nilai historis pada kedua jalan itu. Menurut Budhi, tidak semua bagian Jalan Gunungsari dan Jalan Dinoyo memiliki nilai historis yang kuat. "Inilah yang menjadi dasar kita musyawarah mufakat. It's ok, untuk (Jalan Gunungsari) dari Bhumi Marinir (samping Ahmad Yani Golf) ke tol kurang lebih 450 meter itu silakan diganti," kata Budhi usai acara peresmian nama jalan di Ahmad Yani Golf, Surabaya, Minggu (3/2). Namun, karena tak mau rugi Budhi mengungkapkan pihaknya meminta dibangunkan monumen kepada pemerintah untuk mengenang perjuangan leluhurnya di Jalan Gunungsari. "Orang Surabaya sendiri tidak pernah tahu sehingga kita minta kepada pemerintah, oke kompensasinya buatin patung. Sehingga TRIP ini menjadi bagian dari Surabaya," jelasnya.
Soekarwo, Gubernur Jawa Timur Foto: Intan Alfitry Novian/kumparan
Sementara, Gubenur Jawa Timur Soekarwo menepis anggapan pembangunan monumen Mas Trip sebagai ganti nama baru kedua jalan. "Pada saat kita mengganti jalan ini Prabu Siliwangi, Mas Trip datang pada kami. 'Pak jangan di sini, di sana gitu lho.' 'Jangan jalan ini pak, jalan sana'. Diskusi, kita dekati. Inilah musyawarah mufakat," ujar Soekarwo. Sebelumnya, sejumlah komunitas pemerhati sejarah di Surabaya tak sepakat dengan perubahan nama kedua jalan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Komunitas itu di antaranya seperti Roodebrug, Kampung Dolanan Kedung Klinter, Laskar Surabaya, Surabaya Heritage Society, Sjarikat Poesaka Soerabaia, Relawan Peduli Sejarah Surabaya), keluarga pejuang Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) dan Tentara Genie Pelajar (TGP). Mereka sempat melayangkan protes kepada Pemda Jatim atas rencana itu. Perubahan nama dua jalan itu diinisiasi oleh Gubenur Jatim Soekarwo dengan menyelenggarakan acara 'Harmoni Budaya Sunda Jawa' di Hotel Bumi, Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, pada 6 Maret 2018. Acara itu dihadiri Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, dan Gubernur Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Jalam Gunungsari dan Jalan Dinoyo memiliki nilai historis besar bagi warga Surabaya. Sebab, kedua jalan itu menjadi bagian dari penting jejak arek-arek Surboyo mempertahankan kemerdekaan dalam pertempuran 10 November. Diketahui, Jalan Gunungsari menjadi salah satu tempat pertahanan arek-arek Suroboyo kala dipukul mundur oleh Sekutu.
ADVERTISEMENT