Wagub Jatim Taruh Perhatian soal Impor Sampah: Kalau Ada Kita Sikat

17 Juli 2019 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil gubenur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak beri ucapan selamat atas kemenangan paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil gubenur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak beri ucapan selamat atas kemenangan paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa bulan terakhir ini, Indonesia kedapatan banyak kontainer yang berisi sampah impor dari luar negeri. Salah satu tempatnya adalah di Surabaya, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Wakil Gubenur Jawa Timur, Emil Elestitanto Dardak menyebut impor sampah tersebut menjadi pembahasan penting bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Emil menegaskan, bakal mengembalikan semua impor limbah kertas yang bercampur bahan berbahaya dan beracun, jika kedapatan berada di wilayah Jatim.
Sampah impor di Pelabuhan Tanjung Perak. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
“Itu bukan hanya isu di Indonesia, Filipina pun ramai sama Kanada gara-gara itu. Dan kita sudah pulangin itu. Ini Bu Gubenur menaruh atensi khusus terhadap ini. Jadi saya lihat bahwa memang sudah ada langkah-langkah konkret untuk tindak menerima sampah plastik,” ujar Emil usai menghadiri seminar internasional di Kampus C, Universitas Airlangga, Surabaya, Rabu (17/7).
Sementara itu, sikap pemerintah ini dinilai sejumlah aktivis lingkungan hanya ‘latah’ mengikuti tindakan pengembalian impor limbah sampah sejumlah negara. Seperti Malaysia dan Filipina. Namun, kata Emil, meminta penilaian para aktivis itu disampaikan dan dibuktikan dengan data-data.
Sampah impor di Pelabuhan Tanjung Perak. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
“Ya, coba aja buktikan ke sini dong, sampaikan. Kalau ada datanya kita sikat lagi begitu,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, aktivis lingkungan Prigi Arisandi mencurigai ada permainan dalam impor limbah sampah ini. Musababnya, belasan perusahaan di Jatim sudah bertahun-tahun mengelola limbah sampah tersebut tanpa protes dengan adanya selundupan sampah rumah tangga. Bahkan, mereka menjual kembali kepada penduduk sekitar.
“Ada importir, jadi industri kertas ini kan sudah lama, mereka memberi sudah lama dan harusnya mereka dirugikan kalau mereka beli kertas dapat plastik. Tapi faktanya mereka enggak pernah komplain,” ujar Prigi, Jumat (12/7).