Wakapolri Naik Pitam dengar Ibu-ibu Pengajian Ditembak Gas Air Mata

23 Maret 2018 15:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakapolri Komjen Pol Syafruddin. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
ADVERTISEMENT
Proses eksekusi lahan di Tanjung Sari, Luwuk, Banggai, Sulawesi Tengah, pada Senin (19/3), berujung ricuh. Aparat gabungan dari TNI, Polri dan pemda setempat bentrok dengan warga yang mayoritas adalah ibu-ibu pengajian.
ADVERTISEMENT
Proses eksekusi lahan ini awalnya terhalang oleh barisan ibu-ibu pengajian yang menggelar zikir di pertigaan jalan menuju lokasi eksekusi. Petugas sempat bernegosiasi dengan ibu-ibu tersebut tapi tak menemukan titik temu.
Entah apa penyebabnya tiba-tiba terjadi aksi baku dorong antara ibu-ibu dengan aparat. Massa juga melempar batu ke arah petugas hingga akhirnya gas air mata ditembakkan ke arah ibu-ibu itu.
Mendapat laporan tersebut, Wakapolri Komjen Syafruddin naik pitam. Dia menyesalkan langkah yang diambil anak buahnya dan Pemda Luwuk Banggai. Menurutnya proses eksekusi melampaui batas.
Dia sudah memerintahkan Div Propam Polri untuk menginvestigasi kasus ini. Syafruddin menyebut Karo Paminal Polri Brigjen Teddy Minahasa saat ini sudah berada di lokasi untuk menyelidiki kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Saya langsung perintahkan Propam karena ini beritanya sangat dahsyat, sangat nengiris hati umat Islam," ujar Syafruddin di Masjid Al-Azhar, Kebayoran, Jakarta Selatan, Jumat (23/3).
Syafruddin belum mendapatkan keterangan rinci apa yang sebenarnya terjadi. Namun demikian dia tidak membenarkan tindakan anggotanya dan pemda setempat.
"Tidak sesuai prosedur. Tidak boleh pengajian dibubarkan dengan gas air mata," katanya.
Bahkan dia tak segan-segan untuk memberikan hukuman tegas kepada Kapolres Banggai jika terbukti bersalah. Dia juga akan membawa kasus ini ke ranah hukum, termasuk menyeret Pemda Luwuk Banggai.
"Kalau itu betul-betul kejadian yang sebenarnya hasil investigasi daripada Propam, akan saya copot kapolresnya. Dan saya akan proses hukum termasuk demikian pula pemda yang melakukan kesewenang-wenangan terhadap masyarakat. Kita periksa semua, kapoldanya kita periksa," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Apalagi ibu-ibu pengajian saya dengar itu ya, itu sangat membuat tersingung untuk umat Islam dan saya langsung perintahkan (investigasi)," tegasnya.
Syafruddin mengatakan, proses investigasi diperkirakan akan selesai pekan depan. Investigasi dilakukan secara menyeluruh tidak hanya internal Polri. Namun dia meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi sebelum hasil investigasi keluar.
Menurut Syafruddin, proses eksekusi lahan ini berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Luwuk Banggai. Pihak yang bersengketa adalah warga dengan pemda dan perusahaan. Di dalam kawasan ini ada permukiman penduduk, termasuk majelis taklim. Namun demikian ia menilai proses penegakan hukum yang dilakukan aparat tidak berkeadilan.
"Yang saya sesalkan cara yang dilakukan pemda. Dan kalau betul aparat terlibat, kita akan lakukan saksi yang tegas, yang keras," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Syafruddin seharusnya pemda memberikan solusi kepada masyarakat sebelum melakukan eksekusi. Pemerintah juga diminta untuk toleran terhadap masyarakat.
"Pemerintah daerah manakala mau melakukan pembebasan lahan seperti itu ya supaya memberikan solusi kepada masyarakat. Berikan solusinya dulu baru melakukan langkah-langkah pembebasan lahan," katanya.
"Yang membuat saya sangat reaktif karena kelihatannya tidak toleran. Pemerintah harus toleran terhadap masyarakat. Polri juga walaupun itu menegakkan hukum, tapi harus berkeadilan. Oleh karena itu saya berjanji untuk menuntaskan ini semuanya," tegasnya.