Waketum Gerindra: Demokrat Keluar Saja dari Koalisi, Mencla-mencle
ADVERTISEMENT
Waketum Gerindra Arief Poyuono berang dengan sikap Demokrat yang kerap menyerang kubu Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Padahal, Demokrat sendiri adalah bagian dari koalisi Prabowo - Sandi.
ADVERTISEMENT
Arief menyebut, sikap politik partai berlambang mercy itu tak jelas. Ia pun mempersilakan Demokrat keluar dari Koalisi Adil Makmur.
"Demokrat sebaiknya keluar saja dari Koalisi Adil Makmur, mau mundur dari koalisi saja pakai mencla-mencle segala, monggo keluar saja deh," kata Arief.
Arief menganggap tak ada kontribusi Demokrat dalam pemenangan Prabowo - Sandi.
"Wong (Demokrat) enggak ada pengaruhnya menghasilkan suara Prabowo - Sandi kok selama ini, malah menurunkan suara loh," ungkapnya.
Arief mengulas kembali dinamika politik jauh sebelum penetapan capres-cawapres dan pembentukan koalisi, tahun lalu. Saat itu, menurut Arief, kubu Prabowo - Sandi mengajak Demokrat berkoalisi karena alasan kasihan.
"Kita ajak koalisi cuma (karena) kita kasihan saja waktu itu, sebab enggak bisa ikut Pemilu 2024, kalau enggak ada yang mau koalisi (di Pemilu 2019)," tutur Arief kepada wartawan, Jumat (10/5).
Arief kemudian menyinggung sikap Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak tegas dalam koalisi Prabowo - Sandi. Arief menduga hal itu karena tak adanya jaminan hukum dari Presiden Jokowi untuk keluarga SBY yang diduga banyak terlibat kasus korupsi. Ia mencontohkan kasus korupsi proyek Hambalang.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin kangmas Joko Widodo tidak Akan pernah menjamin kalau keluarga SBY enggak akan diproses hukum oleh KPK ya. Sebab kangmas itu selama ini jelas sangat mendukung pemberantasan korupsi," katanya.
"Saya yakin nasibnya Demokrat akan seperti kayak tokoh Aswatama setelah perang Bharatayudha enggak diterima dimana-mana dan nanti juga oleh koalisi parpolnya Ibu Mega akan ditolak masuk koalisi," sambungnya.
Koalisi Prabowo - Sandi memanas pasca cuitan politikus Demokrat Andi Arief yang menyebut ada 'setan gundul' yang memasok angka 62 persen atas klaim kemenangan Prabowo - Sandi.