Walhi: Tata Ruang Kini Harus Selaras dengan Rencana Mitigasi Bencana

6 Januari 2019 14:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi dan relawan mengevakuasi korban tewas akibat tsunami yang tertimbun di bawah reruntuhan di kawasan Carita, Banten, Senin (24/12/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi dan relawan mengevakuasi korban tewas akibat tsunami yang tertimbun di bawah reruntuhan di kawasan Carita, Banten, Senin (24/12/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
ADVERTISEMENT
Setelah diterpa serangkaian bencana, sejumlah pihak mulai ramai membicarakan pentingnya mitigasi kesiapsiagaan bencana. Pemerintah saat ini, harus benar-benar memperhatikan mitigasi bencana terutama dalam merancang tata ruang di lokasi yang banyak dikunjungi warga.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Nurhidayati mengatakan bencana alam memang tak bisa dihindari. Namun, pemerintah bisa membuat sistem kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana alam.
Nur mengatakan early warning perlu ditingkatkan oleh pemerintah sehingga jika terjadinya bencana alam seperti gempa bumi hingga tsunami korban dapat diminimalisir.
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
“Jadi kita bisa membuat rencana mitigasi dan kesiapsiagaan juga. Jadi ada early warning system apa yang harus diperbuat,” ucapnya di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/1).
“Gempa memang tidak bisa dihindari dan korban kan bisa diminimalisir,” ujar dia.
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Peringatan dini tsunami ini penting dibangun terutama di daerah yang berpotensi banyak kegiatan masyarakat. Misalnya di kawasan Tanjung Lesung, Banten. Perlu ada evaluasi rencana pemanfaatan ruang publik di sana sehingga tidak ada lagi banyak korban bila ada bencana terjadi.
ADVERTISEMENT
“Kawasan ini pemusatan aktivitas. Ini menjadi pertanyaan memang, apakah pemerintah mempertimbangkan kawasan-kawasan ini. Perlu audit dan evaluasi tentang rencana pemanfaatan ruang yang diperuntukkan banyak manusia dan infrastruktur,” ujarnya.
“Ini menjadi suatu yang urgent karena frekuensi terlalu sering. Apakah ini karena kegiatan berentet. Kalau mau meminimalisir korban harus disiapin itu,” tutupnya.