Wali Kota Filipina Tewas Ditembak dalam Upacara Bendera

2 Juli 2018 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penembakan. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Seorang Wali kota Filipina yang dikenal tegas dalam pemberantasan narkotika tewas ditembak pada Senin (2/7). Peristiwa ini terjadi ketika korban tengah menyanyikan lagu kebangsaan dalam sebuah upacara bendera.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Tanauan, provinsi Batangas, Antonio Cando Halili, dinyatakan tewas di rumah sakit akibat satu peluru yang bersarang di dadanya. Penembakan ini terjadi di tengah para pegawai negeri yang sedang menyaksikan pengibaran bendera di balai kota.
"Kami terkejut, kami sedih," kata Wakil Wali Kota Tanauan Jhoanna Villamor, yang berdiri di samping Halili ketika penembakan terjadi.
Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial, terdengar satu kali suara tembakan dalam peristiwa itu. Lalu kepanikan terjadi, terdengar teriakan dan orang-orang berlarian.
Dalam penyelidikan, polisi menduga pelaku adalah seorang sniper atau penembak jitu. Kepala polisi Tanauan Edward Carranza menduga pelaku bersembunyi di antara pepohonan dan semak yang banyak terdapat dekat lokasi kejadian.
"Ada semak-semak di depan dan samping balai kota. Saat ini petugas laboratorium kriminal telah mengamankan posisi yang digunakan pelaku," kata Carranza dikutip dari media Filipina Inquirer.
ADVERTISEMENT
Halili dikenal karena sikapnya yang tegas terhadap bandar narkoba. Dia pernah mengarak para bandar narkoba di jalanan kota Tanauan.
Namun Halili juga mengkritik kebijakan anti-narkoba Presiden Rodrigo Duterte yang telah menewaskan 4.200 orang. Menurut Halili dalam sebuah wawancara, kebijakan itu seharusnya mengincar bandar besar, jika tidak akan lebih banyak orang yang tewas.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Agustus 2016 lalu, Halili mempertanyakan peran intelijen yang menurutnya tidak maksimal. Menurut dia, intel yang tidak becus bisa mengancam nyawa pejabat.
"Tidak ada yang aman - wali kota, gubernur, anggota kongres - laporan intelijen yang salah oleh polisi dapat berakhir dengan kematian," kata dia.