news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Wali Kota Jakut Akan Ubah SOP Penggunaan Ambulans untuk Antar Jenazah

18 September 2019 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ambulans. Foto: AFP/NOEL CELIS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ambulans. Foto: AFP/NOEL CELIS
ADVERTISEMENT
Seorang nenek membawa jenazah cucunya menggunakan sepeda motor di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, hingga akhirnya diantar pihak kepolisian. Kabar tersebut menjadi viral karena warga terkesan seperti dibiarkan membawa jenazah tanpa bantuan ambulans dari puskesmas setempat.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko berjanji akan merevisi SOP penggunaan ambulans untuk jenazah.
“Saya minta direview semua dan hari ini dirapatkan. Nanti kita bicara apa yang bisa dilakukan perbaikan. Kayak tadi solusi kenapa ambulans warga ini SOP-nya gimana,” ujar Sigit di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (18/9).
Polisi beri tumpangan ibu penggendong jenazah di Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Dok. Istimewa
Perbaikan tersebut merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai wali kota yang menginginkan kesetaraan hak untuk warganya.
“Ini kan bicara tanggung jawab, ini juga tentu pemerintah ingin mendorong potensi-potensi di masyarakat tapi gimana bentuk pertanggung jawabannya juga gimana,” jelas dia.
Sigit menginginkan ambulans dapat digunakan untuk banyak hal. Tidak terbatas untuk mengantarkan pasien menuju rumah sakit saja.
Polisi beri tumpangan ibu penggendong jenazah di Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Dok. Istimewa
“Ambulans warga ini kan nanti bisa menjadi kekuatan untuk bisa dikolaborasikan dengan warga sendiri. Sementara ini kan hanya evakuasi warga yang sakit di lingkungan menuju ke rumah sakit atau menuju tempat medis yang lain. Tapi kan sebenarnya bisa dipakai untuk hal seperti itu (mengantar jenazah),” jelas Sigit.
ADVERTISEMENT
Karena menurut Sigit, untuk kejadian yang terjadi di Cilincing ini, memang SOP pengantaran jenazah tidak menggunakan ambulans, melainkan kendaraan dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Namun karena pihak keluarga menolak, akhirnya mereka pulang sambil membawa jenazah menggunakan motor. Walaupun pada akhirnya ada anggota kepolisian yang bersedia mengantar, karena sepeda motor yang mereka tumpangi mogok di tengah jalan.