Wali Kota Palu soal Didesak Mundur oleh Warga: Itu Kelompok Kecil

Walikota Palu, Hidayat (kiri) bersama Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo atau Pasha gelar konfrensi press terkait bencana alam di Palu. (Foto: Raga Imam/kumparan)

Selompok masyarakat berunjuk rasa menuntut Wali Kota Palu Hidayat dan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo alias Pasha mundur dari jabatannya, Jumat (19/10) lalu. Mereka menilai Pemkot Palu tidak mampu menangani korban gempa 7,4 Magnitudo dan tsunami yang melanda Kota Palu.

Menanggapi hal itu, Hidayat menyebut pihak yang mendemonya merupakan kelompok kecil di Kota Palu. Ia menilai kelompok yang berunjuk rasa tidak membantu menyelesaikan masalah, tapi memperkeruh suasana Kota Palu yang masih berduka.

"Saya kira itu berasal dari kelompok kecil yang ingin mengganggu usaha perbaikan (Kota Palu) kita," ujar Hidayat kepada kumparan, Rabu (24/10).

Hidayat menyebut, saat ini ada sekitar 9.000 warga Kota Palu yang kehilangan rumah. Pemkot Palu, sedang berupaya mendirikan rumah hunian sementara (Huntara).

"Kami sedang berupaya agar mereka mendapat hunian sementara, agar kedepannya mereka bisa mendapat tempat yang layak dengan bekerja sama dibantu Pemerintah Pusat," ujar Hidayat.

Beberapa waktu lalu sempat muncul isu bahwa Wali Kota Palu menyembah setan sehingga menyebabkan terjadi bencana melanda Kota Palu. Namun, Hidayat, membantah dirinya disebut menyembah setan.

Hidayat mengatakan, isu ritual pemujaan setan tersebut sebenarnya hanyalah pertunjukan seni yang dipadu dengan kebudayaan Sulawesi. Hal tersebut, sering dilakukan di sejumlah wilayah di Indonesia.

“Saya kira semua daerah punya ritual-rituan kan. Sebenarnya ini bukan ritual lagi, tetapi ini pertunjukan semacam seni budaya, sebenarnya begitu,” ucap Hidayat sambil tertawa dalam jumpa pers di rumah dinas Wakil Wali Kota Palu, di Palu, Sulteng, Rabu (10/10).