Wanita Saudi Pencari Suaka di Thailand Telah Ditangani UNHCR

8 Januari 2019 12:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang remaja putri asal Arab Saudi, Rahaf Mohammed al-Qunun, saat bertemu dengan petugas imigrasi di hotel Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang remaja putri asal Arab Saudi, Rahaf Mohammed al-Qunun, saat bertemu dengan petugas imigrasi di hotel Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
Wanita Arab Saudi yang mencari suaka di Thailand kini telah ditangani UNHCR. Sebelumnya wanita ini memicu kehebohan karena mengunci diri di hotel bandara Bangkok karena takut dideportasi.
ADVERTISEMENT
Rahaf Mohammed al-Qunun kabur dari keluarganya ketika berlibur ke Kuwait. Rencananya wanita 18 tahun ini akan ke Australia untuk mencari suaka, namun perjalanannya terhenti ketika transit di Thailand pada Minggu lalu.
Qunun ditahan karena dokumen perjalanannya tidak lengkap. Awalnya dia akan dideportasi ke Saudi, namun membarikade diri di kamar hotel. Kepada media dan melalui cuitan di Twitter, Qunun mengaku bisa mati dibunuh jika dipulangkan ke keluarganya.
Setelah ramai diberitakan, kepala imigrasi Thailand Surachate Hakparn menyatakan batal mendeportasi Qunun. Dia mengatakan Qunun akan diperbolehkan tinggal di Thailand di bawah penanganan lembaga suaka PBB UNCHR.
Seorang remaja putri asal Arab Saudi, Rahaf Mohammed al-Qunun, saat bertemu dengan petugas imigrasi di hotel Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang remaja putri asal Arab Saudi, Rahaf Mohammed al-Qunun, saat bertemu dengan petugas imigrasi di hotel Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand. (Foto: Reuters)
"Dia di bawah penanganan UNHCR sekarang, dan kami juga telah mengirim keamanan Thailand untuk membantunya," kata Surachate di Bandara Suvarnabhumi, Senin malam (7/1).
ADVERTISEMENT
Menurut Surachate, Qunun meminta tinggal di Thailand sementara mencari suaka di negara ketiga. "UNCHR perlu lima hari untuk menentukan statusnya," kata Surachate lagi.
Rencananya pihak imigrasi Thailand akan bertemu dengan para diplomat Saudi untuk menjelaskan status Qunun.
Juru bicara UNHCR Babar Baloch mengatakan saat ini Qunun telah meninggalkan bandara dan berada di tempat aman.
Kepada media, Qunun mengaku mendapatkan siksaan fisik dan mental dari keluarganya. Washington Post menyebut ayah Qunun adalah seorang pejabat pemerintahan. Menurut Surachate, Thailand tidak akan mendeportasi Qunun jika nyawanya terancam.
"Thailand adalah negeri senyuman. Kami tidak akan mengirim seseorang untuk mati. Kami akan merawatnya sebisa kami," kata dia.