Wapres JK Sapa Para Pengungsi Erupsi Gunung Agung

30 Desember 2017 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jusuf Kalla (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Dok. BNPB)
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) menyapa para penyintas yang selama ini tinggal di pos penampungan yang berada di Desa Singarata, Rendang, Karangasem, Bali.
ADVERTISEMENT
Mereka meninggalkan tempat tinggal karena desanya berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung. Pada kunjungan siang itu, JK berpesan agar warga yang terdampak erupsi Gunung Agung bersabar.
"Kita berharap musibah ini segera selesai. Kita mengetahui kawasan bahaya tidak semua, risiko bahaya maksimum 10 km, dan tidak perlu khawatir dengan daerah ini," ujar JK saat melakukan peninjauan dalam keterangan tertulis BNPB yang diterima kumparan (kumparan.com), Sabtu (30/12).
Jusuf Kalla menyampaikan rasa simpati terhadap mereka yang berada di pos-pos penampungan. Pesan yang terus ditekankan kepada warga untuk tetap sabar dan bersemangat untuk melakukan aktivitas.
Jusuf Kalla (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Dok. BNPB)
"Mereka yang berjualan tetap berjualan, mereka yang bersekolah terus bersekolah, mereka yang bekerja tetap bekerja," imbau JK.
ADVERTISEMENT
JK memastikan bahwa pemerintah akan menjamin kebutuhan warga yang terdampak dengan baik, seperti makanan, sanitasi, kesehatan, sekolah anak-anak dan kebutuhan dasar lainnya.
Hingga kini, lebih dari 71.000 warga masih tinggal di pos penampungan yang tersebar di beberapa kabupaten di Provinsi Bali.
Terkait dengan pos-pos penampungan yang selama ini digunakan warga, Kepala BNPB menegaskan terhadap kelayakan tempat tinggal para penyintas. Hunian sementara yang kemudian disebut Willem sebagai rumah singgah merupakan prioritas yang perlu dilaksanakan oleh Posko.
Jusuf Kalla (Foto: Dok. BNPB)
zoom-in-whitePerbesar
Jusuf Kalla (Foto: Dok. BNPB)
"Pemerintah daerah setempat bertanggung jawab untuk penyediaan lahan tempat singgah tersebut dan BNPB akan segera membangunkan hunian tersebut. Langkah ini dilakukan setelah mendapatkan masukan dari lapangan bahwa balai-balai banjar akan digunakan untuk kegiatan adat, meskipun tidak pada semua banjar," jelas Willem.
ADVERTISEMENT