Warga Diimbau Melapor ke Polisi soal Perusakan Sedekah Laut di Bantul

14 Oktober 2018 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pantai Baru, Kecamatan Sanden, Bantul, Yogyakarta (Foto: Tugu Jogja)
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Baru, Kecamatan Sanden, Bantul, Yogyakarta (Foto: Tugu Jogja)
ADVERTISEMENT
Polisi terus menyelidiki kasus perusakan properti sedekah laut di Pantai Baru, Bantul, Yogyakarta. Polisi mengimbau warga untuk segera melapor ke polisi bila mengetahui kronologi kasus ini.
ADVERTISEMENT
"Warga ini kita imbau ayo lapor, Tapi warga tidak mau permasalahkan, kerugian material juga belum ada. Kita mengimbau tetap harus ada yang melapor yang tahu kejadiannya melihat langsung sampai saat in belum ada," kata Kapolres Bantul AKBP Sahat M Hasibuan saat dihubungi, Minggu (14/10).
Saat ini, polisi baru memeriksa 9 saksi dari puluhan orang yang hadir dalam acara itu. Tapi, dari keterangan saksi belum ada yang bisa menjelaskan kronologi lengkap kejadian itu.
"Sampai saat ini belum diketahui kedatangan mereka itu direncanakan atau tidak. Kami masih butuh banyak saksi," imbuh dia.
Kapolres Bantul, AKBP Sahat M Hasibuan saat ditanya wartawan terkait tersangka keributan Derby DIY kemungkinan bisa bertambah. (Foto: Ahmad Romadoni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Bantul, AKBP Sahat M Hasibuan saat ditanya wartawan terkait tersangka keributan Derby DIY kemungkinan bisa bertambah. (Foto: Ahmad Romadoni/kumparan)
Karena itu, polisi mengimbau kepada seluruh warga untuk melaporkan segala kegiatan yang berhubungan dengan mengundang orang banyak kepada polisi. Sehingga polisi bisa membantu pengamanan jalannya acara.
ADVERTISEMENT
"Kita sama-sama bersama masyarakat setiap kegiatan masyarakat wajib lapor polisi. Polisi di sana sama-sama dengan TNI, warga masyarakat jadi kita sama sama menjaga kondusivitas wilayah," ucap dia.
Perusakan terjadi saat prosesi sedekah laut di Pantai Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Sanden, Bantul, Yogyakarta, Sabtu (13/10). Menurut penuturan warga, 50-an orang tiba-tiba saja merangsek masuk dan merusak semua properti sedekah laut.
Puluhan massa yang merusak properti tersebut juga memasang spanduk yang menyatakan tradisi tersebut syirik. Takut terjadi hal yang tidak diinginkan, warga memutuskan untuk membatalkan pelaksanaan tradisi tersebut, terutama untuk labuhan dan arak-arakan atau kirab budaya.
Pelaksanaannya hanya disederhanakan dengan menampilkan kesenian Jathilan. Sementara 700 nasi takhir yang sudah dipersiapkan sebelumnya tetap dibagikan kepada pengunjung pantai tersebut.
ADVERTISEMENT