Warga Gaza Kini Bisa Nikmati Listrik hingga 16 Jam dalam Sehari

4 November 2018 21:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Gaza Krisis Listrik (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Gaza Krisis Listrik (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
ADVERTISEMENT
Warga Gaza, Palestina, dalam beberapa hari terakhir mungkin merasa lebih bahagia, meski masih hidup dalam penjajahan Israel. Mereka bisa menikmati suplai listrik lebih lama dari biasanya.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, sejak 25 Oktober 2018, warga Gaza menikmati listrik hingga 16 jam dalam sehari. Sedangkan laporan petugas kemanusiaan PBB menyebutkan, kini rata-rata aliran listrik yang diterima rumah rumah di kawasan selatan Palestina itu mencapai 9 hingga 11 jam sehari.
Kondisi itu jauh lebih baik ketimbang keadaan sebelumnya. Biasanya rumah-rumah di Gaza hanya teraliri listrik selama empat jam.
Keadaan yang lebih baik ini merupakan hasil dari kesepakatan selama enam bulan untuk menekan bentrok di perbatasan Gaza dengan wilayah dalam kepenguasaan Israel. Bentrok yang sudah berlangsung selama beberapa bulan itu dikhawatirkan akan mengulangi peperangan antara Israel dan Palestina.
Kota Gaza (Foto: AFP/Mohammed Abed)
zoom-in-whitePerbesar
Kota Gaza (Foto: AFP/Mohammed Abed)
Dengan semakin lamanya listrik teraliri ke kawasan Gaza, perekonomian daerah itu terasa kembali menggeliat. Sejumlah usaha yang mengandalkan genset untuk suplai listriknya, kini bisa mendapatkan sumber energi lebih murah.
ADVERTISEMENT
"Kami harus membayar sekitar 800 shekel (Rp 3,2 juta) untuk listrik selama 12 jam dari generator," kata Karam Al Tali, manajer sebuah restoran di Gaza, seperti dikutip AFP, Minggu (4/11).
Tingginya biaya yang dikeluarkan untuk listrik dari genset membuat keuntungan dari hasil penjualannya semakin sedikit. Apalagi, restoran tempat Al Tali bekerja hanya menjual kebab dan roti isi dengan harga 14 shekels (Rp 56 ribu).
Dengan adanya suplai listrik yang tarifnya tidak setinggi biaya genset, tempat Al Tali bekerja bisa mendapat keuntungan lebih.
Warga Gaza Krisis Listrik (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
zoom-in-whitePerbesar
Warga Gaza Krisis Listrik (Foto: Reuters/Mohammed Salem)
Bukan hanya Al Tali, semakin lamanya listrik membuat beberapa pabrik di Gaza bekerja lebih lama. Sebelumnya, pabrik-pabrik di Gaza hanya beroperasi 4 jam sehari.
ADVERTISEMENT
Kondisi lebih baiknya ini juga akibat dari bantuan Qatar untuk Gaza sebesar 60 dolar Amerika Serikat (Rp 897 miliar). Israel setuju bantuan itu disalurkan asalkan tidak melibatkan Hamas, kelompok perlawanan yang menguasai Gaza.
Meski listrik di Gaza untuk sementara waktu akan teraliri dalam waktu lebih lama, warga di sana masih hidup dalam blokade Israel. Kondisi itu membuat warga Gaza kesulitan menjual hasil bumi dan hasil industrinya.
"Listrik tanpa uang tidak ada artinya," kata Mahed Dahdour, warga Gaza.
Bentrokan warga Palestina dan tentara Israel di pagar perbatasan antara Israel dan Gaza. (Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)
zoom-in-whitePerbesar
Bentrokan warga Palestina dan tentara Israel di pagar perbatasan antara Israel dan Gaza. (Foto: Reuters/Ibraheem Abu Mustafa)