Warga Korban Kebakaran Kampung Bandan Tolak Rencana Anies Bangun Rusun

15 Mei 2019 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban kebakaran Kampung Bandan, Jakarta Utara mengais barang-barang yang tersisa, Rabu (15/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Korban kebakaran Kampung Bandan, Jakarta Utara mengais barang-barang yang tersisa, Rabu (15/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Warga korban kebakaran di permukiman Kampung Bandan, Jakarta Utara, menolak rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk membangun kembali permukiman mereka dalam bentuk rumah susun.
ADVERTISEMENT
Mereka yang sebagian besar sudah tinggal puluhan tahun dan mencari nafkah dengan berjualan, beralasan rumah susun mempersulit kegiatan mereka.
Pendi (60), seorang pendatang dari Kulon, Jawa Barat, yang bekerja sebagai pedagang soto di belakang WTC itu, menolak rencana pembangunan rusun untuk korban kebakaran dengan alasan sudah memiliki tanah sendiri. Ia juga sudah menetap lebih dari 30 tahun di daerah tersebut.
“Saya di sini sejak ruko baru dibangun, lebih 30 tahun. Lagi belum ada listrik waktu itu. Enggak mau pindah, enggak bakalan. Rusun-rusun itu enggak enak, kalau sendiri kan bebas udah ada tanahnya,” ujarnya saat saat memunguti barang-barang yang tersisa di rumahnya yang terbakar, Rabu (15/5).
Korban kebakaran Kampung Bandan, Jakarta Utara mengais barang-barang yang tersisa, Rabu (15/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Hal senada diutarakan oleh Sumiati (50). Perempuan yang sehari-hari berjualan bakmi dan gorengan ini juga tegas menolak rencana pembangunan rusun. Ia khawatir akan mengalami kesulitan untuk berjualan jika dipindahkan ke rusun.
ADVERTISEMENT
“Usaha intinya, kalau di rusun usaha susah. Bukan setahun dua tahun, udah dua puluhan tahun (tinggal di situ). Anak saya masih ada satu lagi cowok yang sekolah SD,” tutur Sumiati.
Apabila warga direlokasi saat pembangunan rusun, Sumiati mempertimbangkan jarak antara rusun dengan tempat berjualan. “Rusunnya di mana? Misal di Marunda. Lah kita di sini dagangnya, jadi susah,” terangnya.
Korban kebakaran Kampung Bandan, Jakarta Utara mengais barang-barang yang tersisa, Rabu (15/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Warga lainnya, Nureli Sunengsih (46) menegaskan warga akan kompak menolak rencana pembangunan rusun maupun relokasi warga ke rusun.
“Enggak ada, kompak kita enggak mau, enggak mau kita semua, tanya aja semuanya. Saya udah 18 tahun, intinya perempuan cari duit semua di sini, wonder woman. Makanya enggak mau dipindahin,” tegasnya.
Menurut Nureli, daripada dipindahkan, ia akan lebih meminta Pemprov DKI memberikan bantuan material pembangunan rumah warga yang sudah habis dilahap api.
ADVERTISEMENT
“Kita mah berharap itu dibantu material separuh-separuh. Inginnya ada bantuan material, enggak usah berupa uanglah,” lanjutnya.
Korban kebakaran Kampung Bandan, Jakarta Utara di lokasi pengungsian, Rabu (15/5). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Kebakaran yang melanda permukiman Kampung Bandan pada Sabtu malam (11/5) itu menghanguskan 450 rumah semi permanen. 400 keluarga atau sekitar 3.500 warga hingga saat ini tinggal di tenda pengungsian yang disediakan Pemprov DKI.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan akan membangun kembali hunian penduduk itu dalam bentuk rusun. Hal itu ia utarakan usai mengadakan pertemuan dengan PT KAI sebagai pemilik lahan. Anies pun mengklaim pihaknya sudah mengantongi izin dari PT KAI terkait pembangunan tersebut.
“Sudah (dapat izin), justru PT KAI merasa bahwa dengan cara begitu jelas huniannya yang menggunakan siapa. Dipakai siapa. Pemanfaatannya juga jelas,” ujar Anies di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
ADVERTISEMENT