Warga Korea Utara Rayakan Ulang Tahun Ayah Kim Jong-un
PerbesarADVERTISEMENT
Sejak fajar menyingsing, Sabtu (16/2), ribuan penduduk Korea Utara terlihat merapatkan barisan di hadapan patung mendiang Kim Jong-il. Suhu udara yang mencapai -8 derajat celcius tidak mematahkan semangat mereka untuk memberi penghormatan pada hari ulang tahun ayah Kim Jong-un, yang juga dikenal sebagai peringatan Hari Bintang Cemerlang.
ADVERTISEMENT
Kim Jong-il, lahir pada tanggal 16 Februari. Banyak versi mengenai tahun kelahirannya.
Menurut ortodoksi Pyongyang, Kim Jong-il lahir pada tahun 1942 di sebuah gubuk bersalju yang merupakan kamp rahasia di lereng Gunung Paektu tempat ayahnya berperang melawan pasukan Jepang.
Namun, sejarawan luar yang merujuk pada catatan resmi Soviet, mengatakan Kim lahir setahun sebelumnya di Desa Siberia, tempat ayahnya berada di pengasingan.
Meskipun banyak versi, penduduk Korea Utara tetap melakukan perayaan setiap tanggal 16 Februari sebagai bentuk penghormatan ‘garis keturunan Paektu’ terhadap keluarga Kim yang telah memerintah selama tiga generasi.
“Tidak ada putra dan putri yang merasa lelah ketika mereka mengunjungi orang tua mereka,” kata seorang warga bernama Kim Chon Jun, yang hadir dalam perayaan tersebut bersama kedua putranya, dikutip dari AFP, Sabtu (16/2).
ADVERTISEMENT
“Para pemimpin besar dianggap sebagai orang tua kita sendiri, jadi saya berkunjung ke sini untuk memberi penghormatan di hadapan orang tua dengan anak-anak saya,” ujarnya.
Sudah menjadi kebiasaan tersendiri untuk penduduk Korea Utara memuji pemimpin mereka setinggi-tingginya.
Kim Jong-il meninggal pada tahun 2011 dan jasadnya disimpan di sebuah makam megah di pinggiran Pyongyang.
Secara bergantian, pengunjung yang hadir memberikan penghormatannya. Mereka berdoa, membungkuk, memberikan penghormatan dan meninggalkan bunga di depan patung.
Ada dua patung Kim yang terletak di Bukit Mansu, Pyongyang. Satu patung Kim Il-sung, yang dihormati karena berhasil memerangi Jepang, sementara patung kedua, Kim Jong-il, dipuja karena menyebarkan sosialisme.
Rangkaian bunga besar bertuliskan nama Kim Jong-un juga terlihat terpajang di sana.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Pyongyang berada di bawah sanksi internasional atas pengejaran senjata nuklir dan rudal balistik. Ditolaknya permintaan Washington yang mendesak Korea Utara untuk melucuti senjata tersebut menjadi salah satu pemberian sanksi tersebut.