Warga Palu Masih Panik, Tetap di Bukit untuk Mengungsi

30 September 2018 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana dampak dari Gempa di Palu (Foto: ANTARAFOTO/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana dampak dari Gempa di Palu (Foto: ANTARAFOTO/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Dua hari sejak gempa berkekuatan 7,4 magnitudo di Donggala disusul tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, kondisi warga masih panik. Mereka khawatir dengan gempa susulan yang bisa saja terjadi.
ADVERTISEMENT
Karena itu, sebagian warga memilih tetap berada di bukit untuk karena merasa lebih aman.
Kondisi jalanan pun begitu semrawut dan macet. Hal ini disebabkan kendaraan, baik mobil dan motor mogok dan terhenti di tengah jalan. Kendaraan-kendaraan itu kehabisan bahan bakar. Antrean kendaraan di sejumlah SPBU tak terhindarkan.
"Jalanan di sini macet, banyak warga yang panik, mengungsi ke daerah pegunungan, penuh di sini. Mobil mobil berhenti di tengah jalan, karena mati kehabisan BBM," kata salah satu relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Nimas saat kepada kumparan, saat dihubungi Minggu (30/9).
Selain kekurangan BBM, saat ini kondisi Palu dan Donggala mengalami krisis air bersih. Ada upaya untuk menggunakan genset, tapi hal itu juga memerlukan BBM dan listrik.
ADVERTISEMENT
"Air mulai krisis, sebenarnya semalam sudah menemukan bagaimana caranya pakai genset, tapi kan kalau pakai genset butuh bahan bakar, tapi bahan bakar sudah mulai menipis, air krisis, kebutuhan makanan menipis, makanan yang dibawa pengungsi dari rumah pun sudah habis," terang Nimas.
Sementara Tim SAR gabungan yang sudah berada di Kota Palu dan Kabupaten Donggala untuk mengevakuasi korban masih terkendala akses jalan yang rusak. Keterbatasan akses jalan membuat alat berat belum juga tiba di lokasi.