Warga Sawahan Surabaya Bersikukuh Tolak Pemakaman Bomber Gereja

18 Mei 2018 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Warga Kecamatan Sawahan, Surabaya menolak jenazah 6 bomber gereja dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Putat Gede. Menurut Camat Sawahan, Yunus, alasan warganya menolak 6 jenazah tersebut karena salah satu korban ledakan bom gereja di Surabaya merupakan warga Kecamatan Sawahan.
ADVERTISEMENT
"Warga menolak, karena kondisi psikologis mereka memang begitu. Mereka menolak. Warga saya, (yang jadi korban) Daniel, alamat di Dukuh Kupang Utara Gang Langgar ditabrak kemudian diseret baru meledak," kata Yunus saat dihubungi kumparan, Jumat (18/5).
Daniel merupakan jemaat Gereja Pusat Pantekosta Surabaya (GPPS) yang menjadi korban. Menurut Yunus, kondisi gereja tersebut paling parah usai ledakan terjadi.
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Menurut penuturan Yunus, warganya tidak tahu bahwa pihak kepolisian sudah membuat lubang, namun ketika warga mengetahui lubang kuburan tersebut untuk keenam jenazah bomber 3 gereja di Surabaya, warga langsung menutupnya kembali.
"Kemarin warga ada info, Kapolsek menyampaikan mau dimakamkan ke sana. Ada diskusi kemudian warga menolak. Kita tidak tahu kalau sudah ada lubang. Warga datang kemudian menutup 7 lubang," ujar Yunus.
ADVERTISEMENT
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Yunus menjelaskan, bahwa keenam jenazah bomber yang ditolak dikebumikan tersebut juga ditolak keluarganya. Bahkan tidak satu pun keluarganya mengambil keenam jenazah bomber gereja itu.
"Kenapa enggak di daerah asalnya? Di Tembok dan Rungkut? Keluarga mereka saja menolak. Apalagi warga kami yang jelas berada dalam psikologis," jelasnya.
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga menutup liang kubur yang sudah di gali. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)