Warga Tetap Memancing Meski KBT Marunda Tercemar Limbah 'Salju'

24 Maret 2018 19:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi BKT Marunda (Foto: Paulina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi BKT Marunda (Foto: Paulina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tercemarnya air di Kanal Banjir Timur (KBT) Marunda yang diakibatkan oleh deterjen tidak menjadi penghalang bagi warga untuk tetap beraktivitas. Berdasarkan pantauan kumparan (kumparan.com) di lokasi, terlihat ada beberapa warga yang masih memancing ikan. Salah satunya adalah Kholid (55).
ADVERTISEMENT
Kholid mengatakan munculnya busa tidak menghambat aktivitasnya memancing. Sebab memancing adalah hobinya sejak lama dan KBT Marunda adalah tempat favoritnya untuk memancing ikan.
"Ya hobi saya saja (memancing). Di sini sering untuk tempat mancing jala. Saya sudah dari tahun 2003 mancing di sini," kata Kholid, Sabtu (24/3).
Menurut Kholid, busa yang menutupi air KBT Marunda tidak mempengaruhi kualitas ikan hasil tangkapannya. Kholid mengatakan rasa ikan masih gurih seperti biasanya. Selain itu, masih terdapat ikan di kali untuk ditangkap.
"Alhamdulilah ada terus (ikannya). Di sini banyak ikan, ada ikan mujair, petang-petang. Tidak berpengaruh juga rasanya masih gurih," ujarnya.
Kondisi BKT Marunda (Foto: Paulina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi BKT Marunda (Foto: Paulina/kumparan)
Meski demikian, Kholid mengaku tidak mengetahui dari mana asal datangnya busa tersebut. Namun, ia menduga busa tersebut berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga yang dibuang ke kali.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya ini kan bukan kali untuk mandi bukan untuk minum. Tapi kali ini hanya ke arah luar dibuang. Jadi penjelmaannya bukan dari apa-apa, tapi dari limbah pabrik terus setelah buang kemari, ya terjadi seperti ini kotoran ini dari limbah pabrik sama limbah dapur juga," tuturnya.
Kholid menambahkan untuk mengetahui asal busa, diperlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian, kata dia, harus melakukan tinjauan masing-masing pintu dan kali yang saling berkesinambungan.
"Tapi kita tidak bisa nembak bener asalnya dari mana. Perlu diteliti kan. Kan enggak cukup sehari dua hari dan harus dari pintu kali ke kali. Di sini pabrik banyak sekali. Kosmetik, teh botol," pungkasnya.