Wartini dan Para Wanita Tangguh Pembuat Batik

26 Februari 2017 19:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Anggota kelompok batik Wartini (Foto: Amanaturrosyidah)
Lima orang ibu-ibu tampak serius menekuni kain putih di pangkuan masing-masing. Sementara tangan kanannya sibuk menggoreskan garis-garis rapi pada kain dengan menggunakan malam panas yang keluar dari ujung canting.
ADVERTISEMENT
“Saya mulai membatik dari 2009, dikenalkan oleh kakak,” ujar Wartini, wanita berkerudung biru yang duduk dekat pintu.
Wartini, anggota koperasi Bangun Bersama (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Wanita ini selalu memegang teguh prinsip hidupnya: wanita harus kuat, tangguh dan mandiri. Berbekal prinsip tersebut, ia merasa tidak bisa hanya diam saja mengurus rumah tangga namun juga harus aktif di luar. Perkenalannya dengan batik seolah mengubah jalan hidupnya.
Awalnya, Wartini tidak memasarkan sendiri hasil karya kelompok membatiknya. Ia hanya mengambil orderan membatik dari juragan-juragan sekitar. Kain yang ia terima sudah dalam bentuk siap batik, sudah dipotong dan digambar pola. Kain itulah yang akan dikerjakan olehnya dan kelompoknya.
Berkilo-kilometer ia lalui hanya untuk mengambil kain pola dari juragan untuk ia dan teman-temannya batik. Perjalanan yang sama harus ia tempuh kembali ketika mengembalikan kain yang telah dibatik ke juragan untuk diberi warna di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Pola batik di atas kain dobby yang belum dibatik (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Namun, sejak dua tahun lalu, Wartini bergabung dengan Koperasi Bangun Bersama di bawah bimbingan YCAB. Dari koperasi tersebut, ia dan kelompoknya mendapatkan modal awal sebesar 3 juta rupiah yang diangsur setiap minggu selama lima bulan.
Bukan hanya modal usaha, koperasi milik YCAB yang memang dikhususkan untuk menaungi pengrajin batik ini juga memungkinkan ibu enam anak ini untuk mendapatkan order dan dibantu mendistribusikan kainnya.
“Bedanya, setelah ikut koperasi ‘kan sudah ada yang nawarin (orderan kain), jadi enak,” ujar Wartini yang memimpin 11 orang lainnya dalam kelompok membatiknya.
Jika sedang tidak ada orderan dari Koperasi Bangun Bersama, Wartini masih mengambil kain pola dari juragan-juragan setempat. Selain itu, wanita berjiwa bisnis ini juga mengaku batik bukan satu-satunya bisnis yang ia jalankan. Ia selalu mengikuti tren dagang yang ada.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya apapun yang lagi tren, saya ikut jual," ujarnya dengan logat jawa yang kental.
Batik di atas kain Dobby (Foto: Amanaturrosyidah/kumparan)
Wartini merupakan salah satu dari empat nasabah awal dari Koperasi Bangun Bersama yang didirikan pada 2015 silam. Hingga saat ini Koperasi Bangun Bersama sudah membina 58 nasabah yang dikhususkan untuk membangun industri batik di Pekalongan.
Kini, ia tak lagi hanya mengandalkan penghasilan suaminya yang bekerja di laut. Sembari menunggu sang suami pulang setiap enam bulan sekali, Wartini mengisi waktu luang, menghilangkan bosan, dengan membangun usaha batik lewat Koperasi Bangun Bersama.