Wiranto: 27 Pekerja Dievakuasi dari Lokasi Penembakan di Nduga

11 Desember 2018 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Wiranto di Mercure Hotel Ancol. (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Wiranto di Mercure Hotel Ancol. (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Wiranto menggelar rapat koordinasi terbatas, membahas kasus penembakan di Nduga, Papua, yang saat ini masih dalam proses penyelesaian. Wiranto mengatakan, sampai saat ini korban yang sudah teridentifikasi berjumlah 17 orang dinyatakan tewas, sementara 4 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
ADVERTISEMENT
Wiranto menjelaskan, saat kejadian para pekerja Trans Papua terpencar setelah ditembaki. Beberapa orang dapat melarikan diri karena hanya menderita luka bacok.
“17 orang mati ditembak, dibacok. Kemudian 4 ditemukan masih selamat, masih hidup. Lalu 4 masih dalam pencarian. Menurut teman-temannya mereka bisa lari karena hanya luka bacok,” ujar Wiranto di Kantor Menkopolhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (11/12).
Wiranto menjelaskan, tim gabungan antara TNI dan Polri terus melakukan pencarian para korban dan juga terus memburu pelaku penembakan yang menewaskan 17 pekerja pembangunan Trans Papua ini.
Para pekerja di Nduga yang selamat dari serangan KKB dan saat ini dievakuasi ke Timika.  (Foto: Dok. Polda Papua)
zoom-in-whitePerbesar
Para pekerja di Nduga yang selamat dari serangan KKB dan saat ini dievakuasi ke Timika. (Foto: Dok. Polda Papua)
Selain berhasil mengidentifikasi 17 korban, tim gabungan TNI dan Polri juga sudah mengevakuasi 27 orang lainnya.
“Tidak hanya pekerja jembatan, tetapi ada pekerja puskesmas, pekerja Telkom ya, kemudian karyawan SMP, itu sebanyak 27 (orang) dapat diselamatkan karena mereka juga melarikan diri,” kata Wiranto.
ADVERTISEMENT
Tim gabungan TNI-Polri juga masih mengejar pelaku penembakan. Tim dari dalam maupun dari luar Papua juga terus dikerahkan untuk memburu pelaku.
“Tidak hanya organik dan pasukan pasukan Brimob maupun TNI di Papua setempat yang dikerahkan, tapi juga kita datangkan dari non-organik, bukan dari Papua. Karena memang dibutuhkan dari operasi pengejaran yang tidak mudah karena medannya sangat sulit sekali,” kata dia.