Wiranto: Aksi Bela Tauhid di Istana Tak Relevan, Hanya Habiskan Energi

1 November 2018 15:50 WIB
Konpers Menkopolhukam Wiranto dan Wakapolri Ari Dono soal pembakaran bendera Tauhid di Kantor Menkopolhukam (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Menkopolhukam Wiranto dan Wakapolri Ari Dono soal pembakaran bendera Tauhid di Kantor Menkopolhukam (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Wiranto bersama Wakapolri Komjen Ari Dono dan beberapa pejabat dari instansi terkait melakukan rapat koordinasi soal insiden pembakaran bendera belafaz Tauhid di Garut, Jawa Barat, yang terjadi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Rapat dilakukan karena masih ada perdebatan di masyarakat terkait insiden tersebut. Terlebih, pada Jumat (2/11) esok sejumlah ormas Islam akan kembali melakukan aksi bela Tauhid di Istana Negara.
"Kita sudah melaksanakan rapat koordinasi dan sudah memberikan penjelasan ke masyarakat. Tetapi kita masih melihat ada satu gerakan adanya satu pendapat yang simpang siur sehingga perlu saya berikan penjelasan kembali," kata Wiranto di kantor Menkopolhukam, Jakara Pusat, Kamis (1/11).
Wiranto menyoroti aksi bela Tauhid sudah tidak relevan lagi dan terpaksa dilakukan. Sebab, saat ini Indonesia masih berduka karena dilanda sejumlah bencana, mulai dari gempa di Lombok dan Palu, hingga insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Ujung Karawang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Saat kita prihatin, bangsa Indonesia sedang prihatin sebenarnya. Kita sedang menghadapi musibah bencana alam gampa di NTB, Lombok, kita tangani belum selesai ada lagi bencana yang sama di Sulteng di Palu, Donggala, Sigi," ucap Wiranto.
"Belum juga selesai kita tangani kita kembali menghadapi musibah jatuhnya pesawat komersil Lion Air. Ada rencana gerakan massa yang akan melakukan demonstrasi menyikapi pembakaran bendera di Kabupaten Garut yang jumlahnya cukup besar untuk menyampaikan tuntutan ke masyarakat," lanjutnya.
Massa yang tergabung dalam Barisan Nusantara Pembela Tauhid membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Massa yang tergabung dalam Barisan Nusantara Pembela Tauhid membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Ia menyayangkan sejumlah ormas yang kembali melakukan aksi, dan dinilai hanya membuang-buang energi. Padahal, upaya penyelesaian insiden pembakaran berlafaz Tauhid itu juga sudah dilakukan oleh sejumlah ulama dan pimpinan ormas.
"Kegiatan demo semacam itu selain menghabiskan energi kita sebagai bangsa juga dalam konteks ini rasanya kurang relevan. Karena para tokoh agama, pimpinan ormas Islam dan ulama dalam berbagai forum sudah mengajak menyelesaikan masalah pembakaran bendera itu dengan tetap mengedepankan musyawarah, semangat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan kebersamaan kerukunan sesama bangsa Indonesia," jelas Wiranto.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Wiranto menegaskan aparat kepolisian sudah berupaya maksimal mengusut tuntas insiden pembakaran bendera itu. Beberapa orang yang membawa dan membakar bendera juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Aparat penegak hukum polisi juga sudah melakukan proses hukum dengan menetapkan beberapa tersangka yang berkaitan dengan kasus ini, dan akan segera dilimpahkan ke pengadilan. Jadi polisi terus berusaha menyelesaikan dengan cara adil dan transparan," ucap Wiranto.
Namun, Wiranto tidak akan melarang juga massa tetap bersikeras melakukan aksi demonstrasi. Akan tetapi, ia mengingatkan agar aksi tidak mengganggu kepentingan masyarakat.
"Demonstrasi sah-sah saja asal dengan tertib tidak memanggagu kebebasan masyarakat, lalu lintas, tidak membuat orang jadi ketakutan dan tidak mengganggu perekonomian masyarakat yang sedang berjalan," tutupnya.
ADVERTISEMENT