Wiranto: Jokowi Minta Percepat Normalisasi Kehidupan di Sulteng

2 Oktober 2018 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Wiranto (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018) (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Wiranto (tengah) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/9/2018) (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas penanganan gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Menkopolhukam Wiranto menjelaskan, dalam rapat itu Jokowi menekankan agar dipercepat normalisasi daerah terdampak bencana.
ADVERTISEMENT
"Jadi setelah mendengarkan berbagai laporan dari menteri dan lembaga terkait masalah penanganan bencana ini, maka beliau, Presiden Republik Indonesia, memberikan satu penekanan, untuk apa? Untuk segera melakukan normalisasi kehidupan, roda kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana itu secepatnya," kata Wiranto usai rapat di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (2/10).
Menurutnya, normalisasi harus dipercepat agar tak terjadi pengungsian besar-besaran. Normalisasi dilakukan agar roda kehidupan dan perekonomian di daerah terdampak kembali pulih.
"Supaya mereka merasa aman, merasa tercukupi kebutuhannya, dan tidak perlu mengungsi. Tentu saja dengan penjelasan-penjelasan yang cukup akurat dari BMKG mengenai gempa-gempa susulan yang mungkin terjadi sehingga membuat mereka tenang," jelasnya.
Warga mengantre BBM di SPBU selama 4 hingga 5 jam untuk mendapatkan bahan bakar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengantre BBM di SPBU selama 4 hingga 5 jam untuk mendapatkan bahan bakar. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Dalam normalisasi tersebut beberapa kebutuhan masyarakat harus dipenuhi. Mulai dari pemukiman sementara seperti tenda lapangan, bahan makanan dan minuman, serta listrik.
ADVERTISEMENT
Terkait tenda lapangan, Wiranto menjelaskan bahwa penyediaannya yang sebelumnya terbatas kini telah berangsur-angsur datang. Bahkan tenda untuk pemukiman sementara itu mulai didirikan.
"Kemudian bahan makanan juga begitu. Bahan makanan dan minuman berangsur-angsur datang ke sana dengan angkutan laut maupun angkutan udara," ungkap Wiranto.
Sementara untuk kebutuhan listrik, Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM kini tengah berupaya memperbaiki 5 gardu yang rusak dari 7 gardu yang ada di wilayah tersebut. Selain itu, ada juga pengiriman genset berkekuatan 0,5 Megawatt untuk kebutuhan sejumlah fasilitas umum.
Warga terdampak gempa dan tsunami menunggu masuk ke dalam pesawat untuk dievakuasi di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Warga terdampak gempa dan tsunami menunggu masuk ke dalam pesawat untuk dievakuasi di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Wiranto menerangkan jika dalam waktu dekat tak dapat diperbaiki, maka pemerintah telah menyiapkan cadangan listrik.
"Sudah ada cadangan listrik yang didatangkan dari kapal pembangkit tenaga listrik yang disewa dari Turki yang sekarang di Kupang, itu bisa digeser ke Palu. Dan kekuatannya, kapasitasnya, itu bisa mengcover kebutuhan masyarakat Palu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Wiranto menilai dengan pemenuhan kebutuhan itu masyarakat dapat merasakan ketenangan dan tidak berniat untuk mengungsi.
"Kalau bahan makanan cukup, minuman cukup, pemukiman sementara ada, listrik menyala, saya kira masyarakat akan tenang dan tidak ada keinginan mengungsi. Tapi menunggu rehabilitasi kehidupan di Palu dan sekitarnya," pungkasnya.