Wiranto: Negara ASEAN, Eropa, dan Amerika Tawarkan Bantuan untuk Palu

1 Oktober 2018 11:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam Wiranto (tengah) meninjau langsung lokasi bencana di Kota Palu. (Foto: Dok. Humas Kemenkopolhukam)
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam Wiranto (tengah) meninjau langsung lokasi bencana di Kota Palu. (Foto: Dok. Humas Kemenkopolhukam)
ADVERTISEMENT
Menkopolhukam Wiranto menghadap Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (1/10). Wiranto mengaku bertemu Jokowi membicarakan penanganan bencana di Palu hingga Donggala, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang dibicarakan yaitu terkait mekanisme bantuan untuk korban bencana dari luar negeri. Ia mengungkapkan saat ini telah banyak negara sahabat yang menyatakan ingin membantu korban bencana di Sulteng.
"Ya sedang kita atur (teknisnya). Nanti kita rapatkan, negara yang menawarkan sudah banyak, banyak sekali. Mulai dari ASEAN maupun dari negara di kawasan Eropa dan Amerika," ujar Wiranto usai menghadap Jokowi.
Menurutnya, bantuan tersebut akan dibicarakan dengan negara-negara pemberi bantuan. Wiranto mengaku akan bertemu dengan para duta besar negara sahabat untuk RI untuk membahas mekanisme bantuan.
"Hari ini kita memanggil para Dubes untuk membicarakan bantuan apa yang bisa ditawarkan. Dan kita juga sudah punya target-target hal-hal yang dibutuhkan dalam rangka penanganan pengungsi itu," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sebelumnya menyatakan membuka pintu bantuan dari luar negeri untuk korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, seperti Palu dan Donggala. Hal tersebut dikonfirmasi oleh juru bicara presiden, Johan Budi.
Namun pemberian bantuan tersebut nantinya tak bisa sembarangan. Johan mengatakan bantuan dari luar negeri akan dikoordinasikan oleh Menkopolhukam Wiranto.
"Presiden telah menyampaikan ke Bu Menlu untuk membuka bantuan dari negara lain untuk mengatasi gempa di Donggala, Palu sesuai kebutuhan. Nanti koordinasi itu akan dilakukan Menkopolhukam," ujar Johan saat dihubungi, Senin (1/10).
Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo yang diikuti tsunami di Sulteng memakan ribuan jiwa. Hingga Minggu (30/9), tercatat korban meninggal dunia mencapai 1.203 orang. Saat ini proses evakuasi dan pendataan masih dilakukan.
ADVERTISEMENT