Wiranto: Pisahkan Demo Mahasiswa Elegan dan Demo Merusak

26 September 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Wiranto saat melakukan konferensi pers di Kemenkopolhukam terkait revisi UU KPK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Wiranto saat melakukan konferensi pers di Kemenkopolhukam terkait revisi UU KPK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menkopolhukan Wiranto meminta semua pihak bisa membedakan demo mahahasiswa yang elegan dengan demo susulan yang terjadi belakangan ini. Menurut Wiranto, demo susulan selalu dibarengi dengan tindakan anarkis, seperti merusak fasilitas publik dan kekacauan.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa pisahkan demo yang elegan dari mahasiswa dan demo susulan atau demo yang ambil alih demo yang elegan itu dengan satu pertunjukan, sikap-sikap merusak dan menimbulkan kekacauan," jelas Wiranto saat konferensi pers di Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (26/9).
Suasana demo mahasiswa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, pada Selasa (24/9/2019). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Wiranto menegaskan aparat akan selalu berusaha menjaga keamanan bagi masyarakat selama mengawal demo mahasiswa.
"Ini kita sampaikan agar masyarakat tahu bahwa aparat akan hadir menjaga ketentraman masyarakat," jelasnya.
Demo mahasiswa di depan gedung DPR pada Selasa (24/9) berujung kericuhan pada sore dan malam harinya. Massa yang melakukan aksi anarkistis datang tanpa mengenakan jaket alamamater.
Salah satu peserta demo menembaki barikade polisi dengan petasan, Selasa (24/9/2019). Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Mereka membuat kekacauan dengan merusak dan membakar fasilitas publik, seperti pos polisi dan gerbang tol di Pejompongan dan Senayan.
ADVERTISEMENT
Kericuhan kembali terjadi saat demo siswa STM di depan DPR pada Rabu (25/9) sore. Mereka memblokade jalan dan memasuki Tol Dalam Kota.
Massa aksi ricuh di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Dalam dua kericuhan ini, massa berupaya melempari aparat dengan batu dan kayu. Dalam mendesak massa, aparat kepolisian menembakkan water cannon hingga gas air mata. Aksi kericuhan ini baru berkahir pada dini hari.