Wiranto Soal Pelemparan Ular di Asrama Papua Surabaya: Usaha Provokasi

9 September 2019 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan situasi di Papua. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto menyampaikan keterangan pers terkait perkembangan situasi di Papua. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Insiden pelemparan ular ke asrama Papua di Surabaya mendapatkan perhatian dari Menkopolhukam Wiranto. Ia mengatakan hal tersebut adalah upaya provokasi dari pihak yang tidak senang keadaan kondusif.
ADVERTISEMENT
“Inikan usaha untuk memprovokasi antara kita (masyarakat non-Papua) dengan kita (masyarakat Papua) akan terus berlangsung. Mereka tidak senang kalau keadaan ini aman. Enggak senang kalau keadaan ini kondusif,” ujar Wiranto di Kemenkopolhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (9/9).
Insiden yang terjadi pada Senin (9/9) di Asrama Papua Surabaya. Ada 4 ular yang dilemparkan ke asrama papua oleh orang tidak dikenal.
Wiranto menganggap bahwa hal yang dilakukan tersebut untuk hal provokatif. Hal ini akan langsung diusut oleh aparat.
Ia meminta isu-isu tidak jelas seperti itu tidak perlu didengar. Sebab, hal ini bisa membahayakan aparat keamanan juga yang sedang bertugas di Papua.
“Udah dengar? Kalau belum dengar enggak usah dengar. Yang ada malah ada aparat keamanan dipentungi oleh adik-adik kita Papua. Sementara kita usut kita tuntaskan,” ujarnya.
Ular yang dilemparkan ke Asrama Papua. Foto: Dok. Istimewa
Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, dilempari ular oleh orang tak dikenal sekitar pukul 04.19 WIB, Senin (9/9). Ada dua ular yang dilempar ke dalam asrama.
ADVERTISEMENT
Salah satu mahasiswa penghuni asrama, Yoab Orlando, mengatakan ular tersebut sejenis piton. Masing-masing ular dimasukkan ke dalam dua kantong. Di antaranya kantong kain dan kantong beras.
“Iya memang benar. Iya ada pelemparan ular dengan karung. Jadi ularnya saya sendiri belum tahu, tapi jenisnya mirip piton,” ujar Yoab saat dihubungi kumparan, Senin (9/9).
Yoab menyebut, satu ular yang berada di karung beras berhasil diamankan. Sementara, ular yang berada di kantong kain tak berhasil diamankan. Sebab, ular tersebut berhasil keluar terlebih dahulu.
“Jadi ularnya dibuang di dalam karung dua, satunya karung kain dan yang satu karung beras ukuran 15 kilogram. Ular di karung ukuran 15 kilo itu ia berhasil kami amankan dan yang dengan kain dia dari luar tidak diikat dengan kuat jadi saat dilempar ke halaman asrama dia keluar dan melata. Keluar melata cari tempat. Jadi kami tak berhasil menangkap, atau bunuh,” paparnya.
Ular yang dilemparkan ke Asrama Papua. Foto: Dok. Istimewa
Yoab mengaku belum melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib. Kini ular itu belum ditemukan. Ia menuturkan, sejumlah penghuni merasa was-was lantaran khawatir ular tersebut dapat mengganggu para penghuni.
ADVERTISEMENT
“Makanya kami di dalam ini masih kondisi ini (khawatir) juga sih, kemungkinan ular masih di ada di sini,” jelasnya.
Yoab mengaku ada sejumlah teror usai pihaknya menolak kedatangan Gubenur Papua di Asrama Mahasiswa Papua pada 27 Agustus lalu. Seperti dilempari cat minyak berwana merah.
“Ini semenjak tanggal 27 ada kejadian-kejadian teror-teror. Saya cerita, jadi tanggal 27 Agustus kedatangan Gubenur Papua. Kami tolak, setalah kedatangan beliau meninggalkan asrama. Kami tulis spanduk ‘Referendum, di depan asrama'. Beberapa hari kemudian kami lempar cat merah, cat minyak. Jadi dilempar untuk menghapus itu,” tuturnya.
“Kedua, orang tak dikenal, datangnya juga subuh, pegang pisau langsung sobek benner (mereka datang) dengan motor. Ketiga dengan ular itu,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
kumparan sudah mencoba menghubungi polisi terkait pelemparan ular di Asrama Papua, tapi belum ada jawaban.