news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

WNI Diduga Pelaku Bom Gereja di Filipina, Kemlu Tunggu Konfirmasi

3 Februari 2019 2:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah petugas evakuasi korban ledakan bom di Gereja Jolo, Filipina.  Foto: Twitter/@philredcross
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah petugas evakuasi korban ledakan bom di Gereja Jolo, Filipina. Foto: Twitter/@philredcross
ADVERTISEMENT
Sebuah Gereja Katedral di Filipina bagian selatan diserang bom, Minggu (27/1). Aksi teror di Pulau Jolo itu menewaskan setidaknya 22 orang serta melukai lebih dari 100 orang yang terdiri dari warga sipil dan juga tentara. Menteri Dalam Negeri Filipina, Eduardo Ano, mengklaim insiden di Pulau Jolo itu merupakan aksi bom bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang. Ano mengatakan, berdasarkan informasi dari saksi dan sumber yang tidak diungkapkan, dua pelaku merupakan pasangan suami-istri asal Indonesia. “Mereka orang Indonesia,” kata Ano kepada CNN Phillipines, dikutip dari reuters, Jumat (½). “Saya yakin mereka orang Indonesia,” sambungnya lagi. Lebih lanjut, Ano mengatakan dalam menjalankan aksinya kedua WNI tersebut dibantu oleh Abu Sayyaf, organisasi militan ekstremis yang terkenal akan aksi penculikan. Menurut Ano, mereka yang membimbing, mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan itu untuk menyerang pulau yang mayoritas warganya pemeluk Islam tersebut.
Sejumlah petugas evakuasi korban ledakan bom di Gereja Jolo, Filipina. Foto: Twitter/@philredcross
Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana, mengatakan pemeriksaan tas di pintu masuk gereja cukup ketat. Sehingga, menurutnya bom tersebut kemungkinan besar dilekatkan dengan tubuh. Alasan ini pula yang membuat Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, semakin yakin bahwa itu adalah bom bunuh diri. Namun, beberapa saksi mata membantah aksi itu adalah bom bunuh diri. Dua korban luka-luka mengungkapkan bahwa seorang wanita terlihat menyembunyikan bom tersebut di dalam tas dan meninggalkannya di salah satu bangku sesaat sebelum ledakan itu terjadi. “Bom itu ditinggalkan seorang wanita di dalam tas, bom itu diledakan dari jarak jauh sehingga akan menghilangkan laporan bahwa itu adalah bom bunuh diri,” kata Kepala Urusan Publik Angkatan Bersenjata Filipina Kolonel Noel Detoyato, dikutip dari ABS-CBN News, Selasa (29/1). Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri RI mengatakan belum dapat mengkonfirmasi keterlibatan WNI dalam aksi teror tersebut. Berdasarkan informasi yang diterima Kemlu dari kepolisian setempat, kedua pelaku pengeboman itu belum diketahui kewarganegaraannya. “Dari kemarin kita sudah melakukan komunikasi dengan otoritas di Filipina, nah informasi yang kami terima sampai pagi ini, informasi yang kita peroleh menyatakan bahwa identifikasi pelaku belum bisa dikonfirmasikan,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam acara Diplofest di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (2/2).
Seorang anggota Angkatan Darat Filipina berjalan di dalam sebuah Gereja usai ledakan bom di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. Foto: Reuters
Juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir menambahkan hingga kini pihak Kemlu masih berupaya untuk mengkonfirmasi insiden tersebut. “Menlu RI tengah mencoba berkomunikasi dengan berbagai pihak di Filipina untuk memperoleh konfirmasi, KBRI di Manila maupun KJRI di Davao City juga tengah berusaha mendapatkan konfirmasi dari berita tersebut,” pungkasnya. Dua bom meledak di sebuah Gereja Katedral, Filipina, Minggu (27/1). Ledakan pertama terjadi ketika jemaat gereja sedang beribadah di dalam gereja. Sedangkan bom kedua meledak di area parkir gereja.
ADVERTISEMENT