news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

WNI Dilarang Masuk, Industri Pariwisata Israel Bakal Lesu

10 Juni 2018 7:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Al Aqsa, Israel. (Foto: Flickr / neunzehn_70)
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Al Aqsa, Israel. (Foto: Flickr / neunzehn_70)
ADVERTISEMENT
Sejumlah biro perjalanan ke Israel di Indonesia tengah dirundung kecemasan. Pasalnya, Kementerian Luar Negeri Israel telah menerbitkan kebijakan pelarangan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) per 26 Juni 2018 untuk tidak memasuki wilayah Israel.
ADVERTISEMENT
Namun, nampaknya Pemerintah Israel terlalu gegabah dalam menelurkan kebijkan tersebut. Buktinya, sejumlah elemen masyarakat baik di Indonesia maupun di Israel memprotes kebijkan tersebut. Termasuk biro perjalanan holyland ke Israel di Indonesia, seperti Nazaret Travel yang berada di Ruko Palm City Extention, Kalideres, jakarta Barat.
Pengelola Nazaret Travel, Hendri Handoko mengatakan, pelarangan tersebut sebetulnya dilaksanakan per 9 Juni 2018, namun ditangguhkan karena mendapat banyak protes dan tekanan dari sejumlah pebisnis pariwisata di Israel.
“Awal beritanya, habis itu surat dari Menteri Luar Negeri Israel itu per 9 Juni WNI udah enggak bisa lagi. Tetapi, karena ada tekanan dari beberapa pihak teramasuk dari beberapa travel agent di Israel, dan juga termasuk pelaku bisnis pariwisata termasuk hotel-hotel di Betlehem, Betlehem itu masuk area Palestina ya," kata Henri saat ditemui kumparan di kantornya, Sabtu (9/6).
ADVERTISEMENT
"Terus ada beberapa guide-guide lokal yang di sana yang juga bisa bahasa Indonesia, terus toko-toko, desakan-desakan dari perusahaan transportasi bus mereka itu mendesak pemerintah Israel untuk menganulir larangan tersebut,” jelas Henri.
Kebijakan tersebut akhirnya diundur menjadi per 26 Juni 2018. Meski Pemerintah Israel menunda kebijakan, sejumlah pebisnis pariwisata tetap saja melayangkan protes. Kebijakan tersebut disinyalir dapat mematikan mata pencaharian utama mereka dan secara langsung akan menurunkan pendapatan dari sektor pariwisata di Israel.
Manager Nazaret Travel Henri Handoko (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Manager Nazaret Travel Henri Handoko (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
“Mereka otomatis kehilangan mata pencaharian. Mereka itu berpaspor Israel. Ada juga dari Palestina. Local guide Israel apalagi orang Yahudi tidak diperbolehkan masuk ke Betlehem. Di Betlehem itu ada guide lokal, jadi ketika orang Kristen masuk ke Betlehem dan guidenya itu orang Palestina. Otomatis guidenya ini kehilangan mata pencaharian juga. Di Betlehem itu, mata pencahariannya dari turis-turis kalau enggak ada, mati dong mereka, bener. Semua itu tergantung dari turis,” terang Henri.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, akibat kebijakan tersebut pemerintah Israel akan rugi besar, sebab sektor pariwisata Israel justru akan melesukan devisa negara.
“Itu pasti hotel sepi semua kalau enggak diizinin. Jangankan nanti, sekarang aja banyak yang cancel. Udah pasti sepi, guide nganggur, tranportasi (juga), bus itu yang sewa paling banyak dari Indonesia, bus nomor satu di sewa dari di Indonesia. Pasti hotel sepi,” sambungnya.