Optimisme Sebagai Kunci Sukses Meraih Beasiswa Pendidikan Tinggi

13 Mei 2018 15:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Dirjen Kemenristekdikti (Foto: Kemenristekdikti)
zoom-in-whitePerbesar
com-Dirjen Kemenristekdikti (Foto: Kemenristekdikti)
ADVERTISEMENT
Masih dalam semangat Hardiknas 2018 Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi bersama MSW Global menyelenggarakan World Post Graduate (WPG) Expo, Sabtu-Minggu (12-13/5) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal SDID Ali Ghufron Mukti pernah mengatakan Indonesia masih membutuhkan doktor. Apalagi dunia tengah menghadapi revolusi industri 4.0. Maka WPG hadir untuk membangkitkan semangat para sarjana muda dalam menempuh studi Magister serta Doktor.
Tak hanya itu, lanjutnya, menguatkan jiwa kepemimpinan dan rasa cinta Tanah Air, memperluas jajaring antar penerima beasiswa, serta menumbuhkan rasa bangga terhadap profesi sebagai ilmuwan di masa depan sangat lah perlu.
Dirjen Ghufron mengatakan WPG kedua ini diikuti oleh 52 institusi pendidikan dari berbagai negara. Di tahun lalu pameran pendidikan ini mendapat sambutan positif dari pelajar dan masyarakat umum yang ingin mencari informasi pendidikan dari seluruh dunia secara informative.
“World Post Graduate Expo tahun ini menampilkan 52 institusi yang berasal dari Belanda, Cina, Jerman, Indonesia, Irlandia, Malaysia, Singapura, Spanyol, Taiwan, Inggris, Swedia, Amerika Serikat, Eropa, dan Prancis. Selain itu, banyak program magister (S2), doktoral (S3), dan program lainnya yang ditawarkan selama acara pameran berlangsung,” ujar Dirjen Ghufron.
ADVERTISEMENT
Pameran pendidikan S2 dan S3 ini menjadi acara penghujung rangkaian peringatan Hardiknas Kemenristekdikti. Peringatan Hardiknas Kemenristekdikti yang terbilang cukup panjang, dari tanggal 2 hingga 13 Mei. Secara pribadi dan lembaga, Dirjen Ghufron pun menyampaikan rasa terimakasihnya pada semua pihak yang telah andil untuk mensukseskannya.
Dimulai dari Unpad sebagai tuan rumah pelaksanaan upacara peringatan Hardiknas Kemenristekdikti dan Sarasehan Citarum Harum. ITB sebagai tuan rumah Pameran dan Bincang Akademik Pendidikan Seni. Serta kepada Kopertis Wilayah IV yang telah mendukung penuh penyelenggaraan side event Hardiknas di Bandung.
“Secara pribadi dan mewakili Kemenristekdikti, saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah saudara berikan, sehingga peringatan Hardiknas Kemenristekdikti dapat berjalan dengan baik dan lancar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Tak lupa, lanjut Dirjen Ghufron, mengucapkan terimakasih kepada penyelenggara World Post Gradauate Expo yang turut mendukung kemeriahan peringatan Hardiknas Kemenristekdikti tahun ini.
“Acara hari ini merupakan salah satu wujud kolaborasi di mana sektor privat turut berkontribusi memberikan informasi kepada masyarakat luas terkait pendidikan tinggi,” ujarnya yang menjabat sebagai Plt. Rektor Universitas Trisakti itu.
com-World Post Graduate Expo (Foto: Kemenristekdikti)
zoom-in-whitePerbesar
com-World Post Graduate Expo (Foto: Kemenristekdikti)
Pada kesempatan ini juga, salah satu diaspora Indonesia turut berpartisipasi dalam acara seminar di WPG. Yakni Bagus Mulyadi, Associate Profesor dari Notingham University yang akan memberikan motivasi dan berbagi pengalaman menjadi ilmuwan kelas dunia.
Di samping itu, salah satu lulusan program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) juga berpartisipasi dalam acara seminar untuk berbagi pengalaman selama mendapatkan beasiswa. Grandprix, Doktor termuda Indonesia yang dibina oleh ITB telah memiliki 9 jurnal internasional bereputasi dalam tempo semasa program, 4 tahun. Capaian tersebut belum tentu diraih oleh para karyasiswa yang bersekolah di luar negeri.
ADVERTISEMENT
PMDSU merupakan terobosan untuk menghasilkan calon dosen unggul berkualifikasi Doktor. Sasaran program ini adalah generasi muda, sehingga begitu mereka lulus S1 dengan nilai yang bagus, dapat mengikuti program selama empat tahun dan lulus menjadi Doktor.
“Tahun ini, kami akan membuka program PMDSU batch IV. Saya berharap acara hari ini menjadi kesempatan yang baik bagi para mahasiswa untuk mencari informasi lengkap terkait beasiswa ini,” kata Dirjen Ghufron.
Sedangkan bagi dosen, Ditjen SDID juga memiliki sejumlah program untuk meningkatkan kualifikasi, seperti yang baru dibuka adalah beasiswa afirmasi bagi dosen di perguruan tinggi negeri baru (PTNB). Kemudian juga memiliki Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) yang bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri dan Luar Negeri (PPBDN/BPPLN), dan masih banyak lagi.
com-Seminar WGP Expo (Foto: Kemenristekdikti)
zoom-in-whitePerbesar
com-Seminar WGP Expo (Foto: Kemenristekdikti)
World Post Graduate Expo juga dimeriahkan dengan sesi seminar yang bertajuk “Memilih Jalan Menjadi Akademisi dan Ilmuwan”. Kegiatan ini menghadirkan para suksesor akademisi dan ilmuwan peraih beasiswa dalam dan luar negeri dan dihadiri oleh peserta dari kalangan akademik, seperti mahasiswa, peneliti, dan dosen. Materi inti yang dipaparkan pada sesi ini ialah menyoal bagaimana cara mendapatkan beasiswa pendidikan jenjang magister dan doktor, baik di dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Rino R Mukti, Dosen ITB, selaku co-promotor PMDSU Batch I, pada sesi pembuka seminar menjelaskan kepada para peserta seminar bahwa hal yang harus dimiliki oleh para pencari beasiswa jenjang magister atau doktor adalah motivasi diri.
“Saya yakin di balik keberhasilan yang diraih Eijkman dan banyak nama-nama besar lainnya dari luar negeri yang pernah tinggal dan melakukan penelitian di Indonesia, ada kiprah dan peran para anak bangsa di belakangnya. Karena tidak ada peneliti besar yang bekerja sendiri,” jelas Rino.
Bagus Muljadi, Anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, yang saat ini menjabat sebagai Associate Professor University of Nottingham, dalam kesempatannya berbagi kisah tentang perjalanannya meraih beasiswa di luar negeri, mengaku bahwa karier akademiknya tidak dimulai dengan sesuatu yang baik. Pada saat lulus dari ITB, ia bahkan tidak termasuk dalam jajaran sarjana yang berprestasi. IPK akhir dari perkuliahannya hanya 2,69. Sebuah nilai yang bagi mahasiswa ITB sangat meragukan.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya, tidak ada trik khusus mendapatkan beasiswa. Karena beasiswa itu sebenarnya terdiri atas setengah keberuntungan, sepertiga tekad, dan sepertiga lainnya adalah kemampuan,” ujarnya.
Ia mengakui bahwa ia tidak akan pernah berhasil dalam dunia pendidikan dan penelitian apabila tidak memiliki optimisme dan tekad yang kuat. Dan berkaca pada apa yang pernah terjadi padanya selama berkuliah di luar negeri, menurutnya orang Indonesia adalah manusia unggul yang memiliki kapasitas mumpuni untuk berdaya saing di luar negeri.
Setelah sesi Bagus berbagi kisah tentang pengalamannya meraih beasiswa hingga menjadi ilmuwan seperti sekarang. Sesi beralih pada Grandprix Thomyres Marth Kadja, Doktor termuda Indonesia dari ITB bidang Kimia, peraih beasiswa PMDSU Batch 1. Dalam kesempatannya, ia turut membagikan pengalamannya yang luar biasa ketika menjalani program beasiswa PMDSU.
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).