Yandri: Partai Koalisi Pemerintah Justru yang Bohongi PAN

24 Juli 2017 13:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yandri Susanto Fraksi PAN. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yandri Susanto Fraksi PAN. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo tampak merasa dibohongi oleh PAN dalam pengesahan RUU Pemilu. Jokowi menyebut Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, sudah setuju mendukung RUU Pemilu, tapi PAN justru walk out, atau dalam istilah Zulkifli, abstain.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PAN Yandri Susanto, menyebut justru koalisi pemerintah yang berbohong kepada PAN. Sebab, pada saat Zulkifli Hasan menemui Presiden Jokowi, Jokowi disebut setuju dengan keputusan PAN soal motode konversi suara, Kuota Hare.
"Memang sebelum paripurna Bang Zul itu ketemu Pak Jokowi. Ketemu juga dengan Pak Wiranto, ketemu juga dengan Mbak Puan Maharani, kontak-kontakan dengan Pak Tjahjo Kumolo. Terus itu Bang Zul sampaikan untuk lima isu krusial yang paling mendasar bagi PAN itu sistem Kuota Hare itu. Jadi kami minta Kuota Hare, dan Pak Jokowi juga sebetulnya sudah setuju," kata Yandri saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Senin (24/7).
Lebih tepatnya, PAN setuju dengan presidential threshold 20 persen seperti diminta parpol koalisi pemerintah, tapi PAN minta metode konversi suaranya Kuota Hare, bukan Saint Lague Murni. Opsi ini menurut Yandri sudah disetujui koalisi pemerintah di awal.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, ketika lobi di rapat paripurna berlangsung, hasil keputusan tersebut tidak dijalankan oleh partai pendukung pemerintah. PDIP Cs mendorong presidential threshold 20 persen dan metode konversi suara Saint Lague Murni, bukan Kuota Hare.
"Ternyata pas di lobi paripurna kan saya ikut. Itu enggak dapat sambutan dari kawan-kawan. Jadi sekarang yang bohong siapa? Yang enggak komit siapa?" tuturnya.
Padahal, kata Yandri, Jokowi memang sudah setuju jika PAN tetap ngotot di Kuota Hare, meski tidak setuju dengan presidential threshold 20 persen.
"Kemudian kita minta geser juga ke hari Senin supaya ada waktu lagi (untuk) lobi-lobi. Mereka ngotot untuk voting hari Kamis malam. Makanya PAN kan walk out. Kalau dari situ bisa ditafsirkan siapa yang enggak komit," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Yandri mengaku pihaknya tidak kecewa atas hasil tersebut. Sebab PAN bisa kembali ke keputusan awal, yaitu presidential threshold 0 persen dan Kuota Hare.
"Kita bukan kecewa. Kita akhirnya kembali ke prinsip awal. Kalau kita enggak bisa diakomodir maunya kita, ya kita kembali ke awal yang PT nol dan kuota hare," tutupnya.