Yenny Wahid: Dari Dulu Suara NU Tidak Utuh ke Satu Kandidat Pilpres

20 Agustus 2018 1:20 WIB
Yenny Wahid di Diskusi Publik Wahid Foundation. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Yenny Wahid di Diskusi Publik Wahid Foundation. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Rais Aam Nahdlatul Ulama (NU) Ma’ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo untuk Pilpres 2019 disebut akan membuat suara sebagian besar warga NU atau Nahdliyin mendukung paslon tersebut. Namun hal ini dibantah oleh putri Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Yenny Wahid.
ADVERTISEMENT
Menurut Yenny, suara NU tidak pernah utuh untuk mendukung salah satu calon tertentu dalam kontestasi Pilpres. Ia mencontohkan saat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU Hasyim Muzadi ikut ketika mendampingi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2004.
“Dari dulu suara warga Nahdliyin tidak pernah utuh hanya salah satu calon. Dari dulu itu kita liat sejarah NU saja, bahkan ketika salah satu tokoh NU ikut dalam kontestasi politik KH. Alm. Hasyim Muzadi pun surat warga NU tidak bulat,” kata Yenny saat menghadiri acara Doa Munajat dan Istiqotsah Qubro Warga Nadliyyin dalam Rangka HUT Ke-73 RI di Masjid Jami Nurul Islam, Koja, Jakarta Utara, Minggu (19/8).
Menurut Yenny saat ini anggota NU tidak hanya berada di satu partai politik. Maka itu suara Nahdliyin akan terbagi. “Warga NU di banyak partai, warga NU ada yang di PPP, PKB, Golkar, Demokrat, Gerindra, di mana mana. Jadi otomatis warga NU di PKB, PPP, Golkar, Nasdem, kemungkinan besar akan coblos Pak Jokowi-KH. Ma'ruf Amin, sedang warga NU yg di Gerindra otomatis akan coblos ke Pak Prabowo,” kata Yenny.
ADVERTISEMENT
Yenny menegaskan sebagai organisasi NU tidak boleh melakukan politik praktis. Namun Nahdliyin diizinkan untuk ikut berpolitik dan setiap keputusan politik yang diambil ialah tindakan individual. Hal ini menurut Yenny harus menjadi pegangan bagi para Nahdliyin.
“NU tidak boleh berpolitik praktis itu semua sudah menyadari dan saya rasa ini menjadi pegangan sikap kita semua. Bahwa warga NU boleh berpolitik, iya. Warga NU boleh memilih siapa calonnya, boleh menjadi tim sukses dari dua pasangan calon yang ada dan dibebaskan semua,” kata Yenny.