Yenny Wahid di Depan Ulama Madura: Pemimpin Kuat Bukan yang Berapi-api

19 Desember 2018 11:37 WIB
Capres Joko Widodo menghadiri deklarasi dukungan dari Ulama Se-Madura di Bangkalan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Joko Widodo menghadiri deklarasi dukungan dari Ulama Se-Madura di Bangkalan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Yenny Wahid turut hadir dalam Deklarasi Dukungan Ulama se-Madura bagi Jokowi hari ini. Dalam acara yang dihadiri kurang lebih 50 ribu orang ini, putri Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini memuji sosok capres nomor urut 01, Jokowi, yang dinilainya kuat.
ADVERTISEMENT
Namun, kuat yang dimaksud Yenny bukanlah kuat secara fisik, melainkan dari mentalnya. Apalagi selama ini Jokowi kerap diterpa isu-isu tidak menyenangkan, mulai dari PKI hingga disebut antek aseng.
"Tapi beliau betul-betul orang kuat. Bukan dari badan, tapi dari mentalnya. Tapi beliau banyak difitnah, beliau dibilang antek asing, antek aseng," kata Yenny di Gedung Ratu Ebo, Madura, Rabu (19/12).
"Bayangkan ada seorang laki-laki kurus menaiki kapal perang, kapal itu mengarungi Natuna. Apa yang dilakukan laki-laki itu? Dia mengambil air wudhu di Samudera yang luas. Maknanya apa? Tekad dari pemimpin Indonesia untuk menegakkan teritorial bangsa kita," imbuhnya.
Yenny menjelaskan bagaimana Jokowi menghadapi sengketa di perairan Natuna. Ketika negara-negara lain mengirim pengacara untuk menggugat di pengadilan internasional, tidak demikian dengan Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Dia bermaklumat bahwa Indonesia itu negara berdaulat, dia mengairi kepulauan Natuna. Apa ini yang dibilang dikuasai asing dan aseng? Dia tidak. Dia berani menantang asing dan aseng. Dia berani menenggelamkan kapal-kapal," ujarnya.
Capres Joko Widodo menghadiri deklarasi dukungan dari Ulama Se-Madura di Bangkalan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Joko Widodo menghadiri deklarasi dukungan dari Ulama Se-Madura di Bangkalan. (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
Yenny berpendapat bahwa pemimpin yang kuat tidak harus selalu berbicara dengan nada yang berapi-api. Menurutnya, seorang pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang memastikan negaranya tidak hancur.
"Pemimpin yang kuat bukan karena berbicara berapi-api, tapi bagaimana dia memastikan negara kita tak akan hancur 30 tahun lagi. Itu yang kita cari. Beliau orang yang dekat dengan masyarakat," tegasnya.
Tidak hanya itu, Yenny juga memuji bagaimana selama pemerintahannya, Jokowi terus menerus membangun infrastruktur demi kesejahteraan rakyat. Menurutnya, ada banyak perubahan yang dilakukan di pemerintahan Jokowi, seperti berkembangnya infrastruktur kesehatan hingga pendidikan.
ADVERTISEMENT
"Lebih dari 700 ribu jembatan yang dibangun. Dulu ada anak sekolah susah bersekolah karena lewat sungai. Tapi sekarang ada lebih dari 10 ribu posyandu dibangun oleh Pak Jokowi, mendapatkan gizi yang baik dan tumbuh jadi manusia. Perhatiannya begitu besar karena beliau dulu asalnya sama dengan bapak sekalian," tuturnya.
Yenny pun mengajak seluruh ulama yang hadir untuk memilih dan siap memenangkan Jokowi di Pilpres 2019.
"2019 ini pilihan kita harus berbeda dengan 2014. Setuju? Siapa siap untuk memenangkan Joko Widodo? Siapa yang siap untuk dipimpin oleh orang kuat? Siapa yang siap dipimpin oleh orang yang dekat dengan ulama? Pak Jokowi ini kedekatannya luar biasa terhadap ulama," pungkasnya.