Zimbabwe Rusuh, KBRI Harare Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan

2 Agustus 2018 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi demonstrasi di Zimbabwe yang memprotes hasil pemilihan umum. (Foto: REUTERS/Philimon Bulawayo)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi demonstrasi di Zimbabwe yang memprotes hasil pemilihan umum. (Foto: REUTERS/Philimon Bulawayo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kondisi Zimbabwe memanas usai komisi pemilu mengumumkan partai berkuasa ZANU-PF berhasil memenangkan pemilu. Warga negara Indonesia di negara tersebut pun diimbau meningkatkan kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
"Mohon untuk senantiasa waspada dan berhati-hati serta memantau perkembangan berita di media massa dan mematuhi imbauan pemerintah setempat," sebut Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Harare Hutomo Bayu, Kamis (2/8).
Terkait kondisi WNI yang berada di negara itu, dipastikan Bayu seluruhnya selamat. Total ada 41 WNI yang saat ini berada di Zimbabwe.
Kerusahan Pasca Pemilu Presiden Zimbawe.  (Foto: REUTERS/Mike Hutchings)
zoom-in-whitePerbesar
Kerusahan Pasca Pemilu Presiden Zimbawe. (Foto: REUTERS/Mike Hutchings)
"Semua WNI dalam kondisi selamat, biasanya WNI yang berada di Zimbabwe merupakan staf dan keluarga KBRI Harare, romo, pastur dan pekerja swasta," kata dia.
Di samping itu, Bayu mengimbau agar WNI mewaspadai kerumunan orang, keramaian, dan kegiatan politik yang dilakukan di ranah publik.
"Kami imbau senantiasa berkomunikasi dengan staf KBRI maupun komunitas WNI lainnya," papar dia.
Jika membutuhkan bantuan, Bayu meminta WNI untuk tidak ragu menghubungi KBRI Harare yang terletak di 3 Duthie Avenue, PO BOX 69 CY Causeway Harare, dengan nomor telepon (+263-24) 2251 779/2250 072 atau alamat email [email protected].
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, sudah tiga warga sipil Zimbabwe yang tewas akibat kerusuhan di ibu kota Harare. Unjuk rasa berujung kerusuhan pecah di Zimbabwe setelah kelompok oposisi menuduh pemilu pertama setelah Robert Mugabe mundur dipenuhi kecurangan.
Mereka menuding kecurangan dilakukan penguasa Zimbabwe ZANU-PF. Merespons kerusuhan tersebut Pemerintah menyatakan kelompok oposisi bertanggung jawab penuh atas memburuknya situasi di negara itu.