Zulhas soal Pose 1 Jari di IMF-WB: Hati-hati, Tahun Politik Tensi Naik

18 Oktober 2018 13:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua MPR Zulkifli Hasan angkat bicara terkait polemik pose tunjuk satu jari yang dilakukan Menkomaritim Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkeu Sri Mulyani di forum IMF-World Bank di Bali beberapa waktu lalu. Apalagi, pose itu berujung pada pelaporan ke Bawaslu karena dianggap mengampanyekan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Menurut Zulhas panggilan akrab Zulkifli Hasan, sudah seharusnya semua pihak termasuk para menteri berhati-hati dalam bersikap. Terlebih, saat ini dalam situasi poltik jelang Pilpres 2019.
"Ya memang di tahun politik ini tensinya naik ya. Yang mestinya itu tidak apa-apa jadi apa-apa. Ya tentu maksud saya, para menteri para pejabat partai politik kandidat, memang harus ekstra hati-hati," kata Zulhas Di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/10).
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri),  Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah),  Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kanan) di Press Briefing IMF-WBG 2018, Sabtu (13/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri), Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah), Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kanan) di Press Briefing IMF-WBG 2018, Sabtu (13/10/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Menurut Zulhas, pose tunjuk satu jari adalah hal biasa. Namun menjelang Pilpres 2019, kata Zulhas, pose itu dianggap bermuatan politis dan melanggar kampanye.
"Karena kita ini 6 bulan kampanye dalam 5 tahun. Dalam 4,5 tahun kan tidak (kampanye). Jadi kita tidak terbiasa menghadapi, yang tadinya biasa sekarang jadi tidak biasa, yang sekarang boleh jadi tidak boleh," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Misalnya Bu Sri Mulyani dan Pak Luhut kan, dulu becanda begitu biasa, tapi itu jadi pelanggaran. Tentu saya sepakat sama Pak JK (yang mengatakan) harus hati-hati," imbuhnya.
Capres & Cawapres di Pengundian Nomor Urut Pilpres 2019. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres & Cawapres di Pengundian Nomor Urut Pilpres 2019. (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Meski demikian, ia menyerahkan polemik itu ke pihak yang berwenang. Ia hany berpesan agar berhati-hati sehingga kejadian serupa tak terulang lagi.
"Saya kira hati-hati, tapi itu saya lihat, saya dengar juga ya, sepertinya kan bercanda. Apa harus dihukum? Walaupun saya pendukung Prabowo, ya kita serahkanlah tapi harus bijaksana," pungkasnya.
Sebelumnya, sempat heboh di media sosial bahwa Luhut dan Sri Mulyani mengarahkan Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, dan Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim untuk tak berpose dua jari.
"Jangan pakai dua, bilang not two," kata Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Luhut kemudian menyampaikan hal itu ke Lagarde dan Kim. Lantas Lagarde dan Kim pun mengubah pose jarinya menjadi satu jari.
"Two is for Prabowo, one is for Jokowi," kata Luhut kepada Lagarde.