news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

11 Ribu Kendaraan Kecelakaan Gara-gara Salah Teknik Mendahului

25 Maret 2019 16:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menyalip kendaraan. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menyalip kendaraan. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Kecelakaan menjadi momok mengerikan jalan raya. Tak hanya hanya bisa mengakibatkan cacat dan kematian, kecelakaan lalu lintas juga bisa menimbulkan kerugian materil yang tak sedikit.
ADVERTISEMENT
Itu sebanya perlu berhati-hati sekali ketika mengemudikan kendaraan, karena sedikitpun lalai nyawa yang jadi taruhannya. Seperti salah satunya gagal mendahului kendaraan dengan benar.
Berdasarkan data kecelakaan yang diklasifikasi berdasarkan perilaku berkendara, kecelakaan saat menyalip itu angkanya mencapai 11.827 kasus pada 2018 lalu. Artinya setiap harinya ada 32 pengemudi celaka karena gagal menerapkan teknik mendahului.
Perilaku ceroboh saat berbelok jadi penyebab kecelakaan di jalan. Foto: Istimewa

Tips Menyalip yang Benar

Mencoba mengingatkan kembali, mendahului bukan tak bisa dilakukan sembarangan. Tak cukup hanya skill berkendara, tapi juga perhitungan yang matang.
Jangan lakukan manuver tersebut, bila memang tak begitu diperlukan. Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center (RDC) mengatakan, saat menyalip pastikan kendaraan di belakang tidak melakukan hal yang sama, dan perhatikan juga kalau kendaraan di depan punya jarak cukup.
ADVERTISEMENT
“Selanjutnya, mobil yang akan kita dahului, mengetahui kalau kita akan menyalip. Lalu terdapat space di depan kendaraan yang kita dahului untuk kita kembali ke lajur,” ucap Marcell.
“Terakhir tanyakan ke diri sendiri setidaknya dengan empat pertanyaan berikut sebelum menyalip, apakah perlu untuk mendahului?
Apakah kendaraan kita mampu? Apakah diperbolehkan? Dan apakah aman?” tuturnya.
Sebagai tambahan, pendiri Rifat Drive Labs (RDL), Rifat Sungkar mengingatkan, menyalip sebaiknya jangan dilakukan di tikungan yang tajam, jalanan yang menanjak dan juga menurun, lalu di bahu jalan, di mana ini kerap kali dilakukan pengendara yang nakal.
“Area bahu jalan harus steril dan tidak boleh dimanfaatkan pengendara untuk menyalip. Itu bukan jalanan untuk umum dan hanya boleh digunakan saat kondisi darurat: ambulans yang sedang membawa orang sakit, tempat berhenti kendaraan mogok, petugas yang sedang berpatroli, hingga mobil pemadam yang sedang bertugas,” kata Rifat.
ADVERTISEMENT