3 Pengecekan Ban yang Jarang Dilakukan Pemilik Mobil

21 Juli 2018 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengukur tekanan ban (Foto: dok. Anglocelt)
zoom-in-whitePerbesar
Mengukur tekanan ban (Foto: dok. Anglocelt)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ban adalah satu-satunya komponen kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalanan raya. Oleh sebab itu kaki-kaki yang menopang kendaraan ini harus selalu dipastikan dalam kondisi yang optimal untuk menunjang stabilitas dan keamanan berkendara.
ADVERTISEMENT
Namun kerap kali pengemudi baru memeriksakan kondisi bannya ketika dirasakan ada kebocoran. Padahal ada beberapa hal sederhana yang bisa dilakukan pengemudi untuk mencegah ban rusak sebelum waktunya.
Tapak ban mobil yang sudah botak (Foto: Shutter stock)
zoom-in-whitePerbesar
Tapak ban mobil yang sudah botak (Foto: Shutter stock)
Mengutip dari laman Car Care Council, sebuah organisasi non-profit yang berfokus pada edukasi untuk pengendara, berikut beberapa hal dasar yang dapat menunjang kondisi ban kendaraan selalu optimal.
1. Rajin periksa tekanan udara
Kurangnya tekanan udara dalam ban dapat merusak komponen dalamnya yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata. Oleh sebab itu penting untuk memastikan kondisinya selalu optimal.
Menurut Senior VP Training Tire Industry Association, Kevin Rohlwing, ban pada kendaraan secara alami akan kehilangan tekanan udara antara 1-2 psi setiap bulannya. Angkanya memang tidak besar, namun jika terus dibiarkan distribusi beban pada ban bisa menjadi tidak merata dan membuat kendaraan tidak stabil. Memeriksa tekanan ban bisa dilakukan dengan melihat indikator di pinggir pintu mobil.
Keterangan Tekanan Ban Mobil (Foto: Alfons hartanto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keterangan Tekanan Ban Mobil (Foto: Alfons hartanto/kumparan)
Oleh sebab itu tidak ada salahnya memeriksakan tekanan udara ban tiap beberapa waktu sekali karena di sisi lain ban dengan tekanan yang ideal juga membantu mengirit konsumsi bahan bakar.
ADVERTISEMENT
2. Lakukan rotasi ban secara berkala
Melakukan rotasi terhadap semua ban kendaraan juga sangat disarankan setiap kurang lebih 10.000 km. Masih menurut Kevin pada kendaraan dengna penggerak roda depan (FWD), ban depan lebih cepat aus dibanding ban belakang.
Dengan secara teratur melakukan rotasi ban kendaraan bisa membuat kondisi keempatnya merata dan menjaga performa kendaraan. Selain itu penyesuaian ban lewat balancing dan spooring juga sebaiknya segera dilakukan jika merasa kendaraan mulai tidak stabil untuk menjaga agar ban tidak cepat aus.
Ilustrasi mengganti ban mobil. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengganti ban mobil. (Foto: Thinkstock)
3. Pemeriksaan visual
Pengemudi juga sebaiknya membiasakan diri melihat kondisi ban setelah dipakai seharian. Apalagi jika kendaraan baru saja menerjang lubang ataupun bergesekan dengan pinggir jalan. Benjolan ataupun goresan yang terlihat dengan mata mungkin saja merusak bagian dalam komponen ban. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan melihat indikator TWI di pinggir dan wear bar di bagian tengah untuk mengetahui tingkat keausan ban.
ADVERTISEMENT
Dengan mengidentifikasi segera pengemudi bisa mengambil langkah preventif atau pun melakukan pergantian ban jika memang benar-benar diperlukan.
1. Indikator TWI 2. Wear Bar ban mobil (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
1. Indikator TWI 2. Wear Bar ban mobil (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)