news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Airbag Eksternal Tekan Potensi Cedera Tabrakan hingga 40 Persen

12 Desember 2018 15:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Airbag eksternal besutan ZF (Foto: dok. Motorauthority)
zoom-in-whitePerbesar
Airbag eksternal besutan ZF (Foto: dok. Motorauthority)
ADVERTISEMENT
Dewasa ini ada banyak inovasi yang menawarkan fitur mutakhir yang bisa meningkatkan aspek keselamatan berkendara. Paling terbaru, ada pengembangan airbag eksternal yang disematkan pada bodi samping mobil.
ADVERTISEMENT
Adalah ZF Friedrichshafen, sebuah pabrikan suku cadang kendaraan roda empat di Jerman yang coba meriset dampak kerusakan dari penggunaan airbag yang ada pada bagian terluar mobil.
Penelitian yang dilakukan sejak dua tahun lalu itu menunjukkan, airbag eksternal mampu mereduksi hingga 40 persen risiko cedera pengemudi dan seluruh penumpang mobil. Hasil itu pun sudah diungkapkan pabrikan dalam Airbag 2018 Symposium di Jerman akhir November lalu.
Airbag (Foto: Wikimedia Commons )
zoom-in-whitePerbesar
Airbag (Foto: Wikimedia Commons )
Bila bicara mekanisme kerja kantung udara eksternal ini, sebetulnya tidak begitu berbeda dengan airbag yang ada pada interior mobil pada umumnya.
Airbag yang disematkan pada zona benturan (crumple zone) pada panel bodi samping mobil tersebut, memberikan perlindungan tambahan saat terjadi tabrakan yang cukup keras. Saat bekerja, kantung udara ini akan mengembang dan ukurannya akan lebih besar hingga 3 kali lipat dari airbag pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Bukannya tanpa sebab, ukuran kantung udara yang besar ini berguna menyerap energi tabrakan dari samping yang umumnya melibatkan benturan dengan kendaraan lain, demikian seperti mengutip Motorauthority.
Ilustrasi Tabrak Samping (Foto: dok. Euro NCAP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tabrak Samping (Foto: dok. Euro NCAP)
Hanya saja untuk dapat diterapkan pada mobil kebanyakan, airbag eksternal ini punya kendala. Kantung udara ini butuh sistem komputasi yang sama pada teknologi mobil otonomos, seperti kamera, sensor, dan LIDAR (Light Detection and Ranging) sistem yang bekerja dengan laser untuk menentukan jarak objek yang mendekat.
Kendala utamanya adalah memastikan seluruh sistem tadi bekerja dengan waktu yang relatif cepat. Sistem harus dapat mendeteksi potensi tabrakan kemudian mengembangkan airbag dalam tempo sepersekian detik sebelum benturan terjadi. Apabila tidak, maka keberadaan airbag ini akan sia-sia.
ADVERTISEMENT
Permasalahan berikutnya adalah ketika parkir. Dikhawatirkan apabila ada kendaraan sebelahnya yang parkir dalam jarak yang cukup dekat, airbag bisa mengembang dan malah membuat mobil penyok. Artinya fungsi airbag sebagai fitur keselamatan aktif tidak sesuai.