Ayuning, Srikandi di Balik Lahirnya Mobil Listrik BLITS

1 Agustus 2018 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ayuning Fitri Desanti  (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ayuning Fitri Desanti (Foto: Nuryatin Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ayuning Fitri Desanti menjadi satu-satunya insinyur perempuan yang terlibat dalam proyek pengembangan mobil listrik BLITS dan Kasuari, yang lahir berkat kolaborasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Budi Luhur.
ADVERTISEMENT
Bagi perempuan yang akrab disapa Ayuning itu, berkutat dengan ketenagalistrikan bukanlah sesuatu yang baru. Maklum dia adalah seorang mahasiswi S2 Teknik Elektro ITS Surabaya.
Sebelum terlibat dalam proyek BLITS dan Kasuari, dia pernah mewakili ITS Surabaya dalam kompetisi internasional terkait mobil listrik dan mobil ramah lingkungan.
Sejumlah prestasi tentu sudah ia dapat. Salah satu yang begitu berkesan ketika ikut dalam World Solar Challenge pada 2016. Dia bersama timnya membuat mobil solar car dengan kemampuan jarak tempuh 3.000 kilometer. "Waktu itu dapat ranking 6 dunia," ujarnya.
Berkat bimbingan Muhammad Nur Yuniarto — ahli kendaraan ITS Surabaya— ia selama tiga tahun dipercaya untuk terlibat pada sejumlah proyek kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
"Bergabung di sini itu banyak sekali pengalaman yang tidak saya dapatkan dari mana pun sejak kuliah hingga kuliah pascasarjana," ujar mahasiswa asal Candi, Sidoarjo, itu saat berbincang dengan kumparan.
Mobil Balap Listrik BLITS (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Balap Listrik BLITS (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Bicara soal pengembangan BLITS dan Kasuari, kendala terbesar adalah pada komponen baterai.
"Kendala pada saat membuat komponen baterai. Tapi kami sudah bisa membuat sendiri komponen baterai, kecuali sel baterainya. Untuk perakitan baterai kami sudah bisa," paparnya.
Sementara itu, BLITS dan Kasuari sendiri dikembangkan selama 8 bulan. BLITS merupakan mobil listrik off-road sementara Kasuari mengandalkan mesin Diesel dan berteknologi hybrid.
BLITS diharapkan mampu mengikuti reli paling berat di dunia, Dakar. Mobil yang 100 persen komponennya buatan dalam negeri itu menggunakan motor BLDC Axial 2 x50 kW yang dikawinkan dengan transmisi CVT.
PLN Eksplore (Hybrid Kasuari) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLN Eksplore (Hybrid Kasuari) (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Sebelum mengikuti ajang Reli Dakar 2019, tim ITS Surabaya dan Universitas Budi Luhur akan menguji performa BLITS melalui eksplorasi keliling Indonesia dengan jarak 15.000 kilometer.
ADVERTISEMENT
Selama uji jalan, Ayuning pun akan memantau performa dari baterai 18650 Li-ion 90 kWh apakah mampu beroperasi dalam kondisi ekstrem. “Mau nggak mau kan saya harus turun lihat kondisi mobil," ujarnya.