Banyak Varian Per Model, Seberapa Efektif Daihatsu Jaring Konsumen?

Daihatsu Ayla Turbo Special Edition di acara GIIAS 2018 (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)

Tiap kelahiran produk baru, pabrikan selalu menyediakan beberapa varian selain bentuk standar atau basic modelnya. Paling tidak dalam pengkategoriannya, ada yang berdasarkan jenis transmisi, fitur, tampilan, atau hal lainnya.

Namun, bila varian yang dihasilkan terlalu banyak, bahkan sampai lebih dari 10, apakah efektif sebenarnya untuk menjaring konsumen?

Menanyakan kepada Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & CR Division Head PT Astra International DaihatsuSales Operation (AI-DSO), dirinya mengklaim bahwa banyaknya varian ternyata memudahkan konsumen dalam memutuskan pembelian model yang sesuai dengan kebutuhan.

“Pembeli kami kebanyakan first time buyer, oleh karena itu kami buatkan paket-paket varian aksesorinya (dress up model), bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen,” ucap Hendrayadi saat ditemui beberapa waktu lalu.

“Setelah kami lihat juga, dress up model yang dipasang aksesori (pada varian-varian) itu cukup mendapat respons yang banyak, dibanding hanya basic model saja,” tutur Hendrayadi.

Dibanding dengan merek lain, untuk satu modelnya, Daihatsu memiliki jumlah varian yang terbilang cukup banyak. Ambil contoh Xenia, berdasarkan data yang dihimpun dari situs resminya, jumlahnya mencapai 10 varian.

Daihatsu Xenia (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)

Padahal kompetitornya seperti Mobilio hanya enam, Ertiga tujuh, Xpander delapan, Confero sembilan, dan Avanza sembilan termasuk Veloz.

Lalu di segmen LCGC, yang jumlahnya bisa lebih banyak lagi, seperti Daihatsu Ayla yang mencapai 16 varian. Lalu Sigra sendiri variannya sampai ada 10 tipe. Salah satu yang paling sedikit variannya di jajaran model Daihatsu yaitu Sirion, hanya ada dua pembagiannya berdasarkan transmisi saja, manual dan otomatis.