OTOHITZ-Test Drive

Catatan Kami Setelah Menjajal Mitsubishi Eclipse Cross

24 September 2019 15:28 WIB
comment
22
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Mitsubishi punya strategi untuk memperkuat posisi mereka di segmen SUV dalam negeri. Maka jangan heran kalau pabrikan punya banyak line-up berupa model-model SUV beserta turunannya.
Yang terbaru adalah Eclipse Cross. Ya, SUV crossover dengan dimensi medium ini bisa jadi alternatif atas model-model SUV yang ada di Indonesia.
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Maksudnya begini, di saat pabrikan lain coba rangsang pasar lewat embel-embel ketangguhan, serta jiwa petualang dari SUV, maka Mitsubishi punya cara lain untuk penetrasi ke pasar, menggabungkan ketangguhan SUV dengan gaya hidup.
Sebetulnya pabrikan sudah punya Outlander Sport, cuma wujudnya kini tidak merepresentasikan desain Mitsubishi, sehingga hadirlah Eclipse Cross.
"Outlander Sport dan Eclipse Cross punya positioning yang beda, baik dari segi produk maupun harga, Eclipse Cross menambah line-up yang ada sekarang," jelas Director of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI), Irwan Kuncoro.
Mitsubishi Eclipse Cross tampak belakang Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Desain unik dibanding model lain
Desainnya secara keseluruhan eye catchy. Mau dilihat dari berbagai sudut, Eclipse Cross punya aura yang menarik.
Dari depan, wajah dynamic shield begitu terpancar. Cluster lampunya yang sudah LED sebelas dua belas dengan Xpander, cuma Eclipse lebih terlihat lancip. Model grille juga lebih tebal, menyiratkan konsep kuat dan berkarakter.
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Di bawahnya grille, ada panel hitam berisi teknologi radar juga sensor yang mendukung kerja fitur keselamatan aktif mobil ini.
Melihatnya dari samping, siluetnya agak mirip dengan Honda HR-V. Hanya saja Eclipse Cross lebih melandai bagian belakangnya. Ini membuat pilar C dari si mobil lebih tajam.
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Sementara desain velg cukup sporty kami rasa, sekilas bentuknya menyerupai panah dart dan sudah paduan dua warna, silver serta hitam berukuran 18 inci.
Desain velg Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Kemudian kita bahas bentuk buritannya.
Ini yang kami tunggu-tunggu, tampilan belakang Eclipse Cross yang terbagi atas dua cluster. Unik, beda dari model lain di kelasnya. Ini juga membuat identitas baru pada mobil Mitsubishi, bila melihatnya pertama kali pasti langsung bisa menebak mobil itu adalah Eclipse Cross.
Urusan dimensi, ukurannya secara keseluruhan lebih besar dari Outlander Sport, tapi lebih pendek 380 mm dari Pajero Sport.
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Rasa berkendara mobil 'baru'
Mengemudikan Eclipse Cross selayaknya membawa mobil yang benar-benar punya desain baru, anti mainstream. Kami suka ketika melirik spion tengah, visibilitas berupa dua cluster tadi bikin pandangan lebih luas dan jadi tidak biasa.
Posisi berkendara Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Urusan pandangan ke depan dan diagonal, kami nilai tidak begitu megintimidasi. Ini karena pilar A-nya tidak begitu tebal, dashboard juga tidak begitu tinggi. Cocok untuk postur orang Indonesia yang punya tinggi kurang lebih 170 cm.
Posisi berkendara dan layout dashboard Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Kendati begitu, untungnya pengaturan kursi sudah lengkap, jadi bisa lebih menyesuaikan posisi yang ideal.
Namun karena mobilnya lebar, untuk melirik spion kiri harus sambil menoleh, tidak cukup hanya dengan melirikan mata saja.
Visibilitas spion tengah pada Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tapi sayangnya untuk pengaturan setir, masih menggunakan mekanisme tuas, belum elektrik seperti pada joknya. Tapi bukan masalah besar selama bisa diatur tilt dan teleskopik.
Performa turbo yang menjaga efisiensi bahan bakar
Well, kami cukup puas dengan performa mesinnya. Coba kami rasakan larinya, memang pada putaran bawah tidak langsung menghentak, ada jeda dulu sampai turbonya benar-benar bekerja.
Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Berkat induksi paksa tersebut, mobil dengan bobot 1.435 kg ini bisa berakselerasi cepat dan lincah.
Di bawah bonnet-nya, Mitsubishi menyematkan mesin 1.499 cc MIVEC 4B40 dengan turbo, yang menjanjikan tenaga 148 dk di putaran 5.500 rpm dan torsi maksimum 250 Nm di putaran mesin antara 2.000 hingga 3.500 rpm. Daya maksimumnya tersebut dikawinkan dengan transmisi CVT 8-percepatan ke roda depannya.
Layout mesin Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Torsi dengan putaran rendah ini seyogyanya membuat efisiensi bahan bakar terjaga. Benar saja, pada kecepatan konstan 100 km/jam, jarum rpm tidak menyentuh angka 2.000.
Paddle shift pada Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Soal konsumsi bahan bakarnya sendiri normal, tidak bisa dikatakan irit tapi juga bukan tergolong boros. Pengetesan dengan rute yang beragam, di dalam kota maupun tol, layar multi information display (MID) yang berada di head unit menunjukkan angka 10,2 km/liter. Pernah kami coba aplikasikan ala-ala eco driving, hasilnya bisa 18 km/liter.
Layout dashboard dan interior Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Apabila ingin mengetahui lebih lanjut deretan fitur keselamatan yang dimiliki Eclipse Cross, bisa klik tautan berikut.
Plus minus Eclipse Cross
Interior dan model jok Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Soal poin positif, kami suka dengan head up display (HUD). Selain dapat menampilkan kecepatan real time secara numerik, juga mampu menginformasikan berbagai kondisi, seperti peringatan untuk mengerem, juga kecepatan saat mengaktifkan cruise control.
Kalau dirasa mengganggu, HUD-nya ini bisa dinonaktifkan dengan menekan tombol yang di sebelah kiri setir.
Kemudian yang kedua, kami acungkan jempol buat bukaan sunroof-nya yang lebar. Ini membuat sensasi mengemudi jadi lebih terasa mewah.
Sunroof Mitsubishi Eclipse Cross dengan bukaan yang lebar Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Hal lain yang kami apresiasi adalah visibilitas dari spion tengah tadi yang seakan menambah pengalaman baru saat mengendarai mobil.
Tapi di samping kesenangan berkendaranya tadi, ada beberapa hal yang pada akhirnya jadi nilai minus untuk Eclipse Cross. Seperti sebelumnya pengaturan setir masih manual, juga model touch pad pada konsol tengah yang kami nilai kurang punya peran penting.
Touch pad-nya bukan seperti layar sentuh yang berpindah, artinya dia menyerupai kursor atas-bawah dan kanan-kiri yang bentuknya rata untuk membantu pengaturan head unit. Lantaran head unit-nya sudah layar sentuh, maka jauh lebih nyaman menggunakan layar sentuhnya langsung.
Touchpad pada Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tak cuma itu, sayangnya tombol mekanisme buka dan tutup sunroof-nya belum otomatis. Tombol harus ditahan untuk membuka atau menutupnya.
Kesimpulan
Mitsubishi Eclipse Cross menawarkan sensasi baru sebuah SUV perkotaan. Desain elegan, fitur keselamatan terlengkap --bila dibandingkan mobil lain di kelasnya--, dan banderolnya di bawah Rp 500 juta, cocok diboyong buat Anda yang mau naik kelas setelah punya SUV crossover lawas.
Mitsubishi Eclipse Cross dengan bukaan sunroof yang lebar Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Tak cuma itu, karena fitur pemanjanya juga beragam, segmen keluarga muda juga tak kalah pantas untuk memilikinya.
Mitsubishi pasarkan Eclipse Cross hanya dalam satu tipe (Ultimate) dengan tiga varian warna: Amethyst Black, Silky White, dan Red Diamond. Masing-masing dilabeli harga Rp 478, 481, dan 483 juta.
Lekukan body belakang Mitsubishi Eclipse Cross Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Jadi pilihan berat memang, harga Pajero Sport varian terendahnya saja dibanderol Rp 481,5 juta. Tapi bila mengingat unsur kebaruan pada Eclipse Cross, ditambah fiturnya yang lengkap, rasanya tak akan sulit untuk tidak berpaling dari Eclipse Cross.
OTOHITZ-Test Drive Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten