China Fokus ke Mobil Hybrid, Untungkan Toyota dan Honda

16 Juli 2019 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi lalu lintas di China. Foto: Nikkei
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi lalu lintas di China. Foto: Nikkei
ADVERTISEMENT
Tak lagi hanya fokus di mobil listrik (Electric Vehicle/EV), pemerintah China mulai mengendurkan aturannya dan merevisi strategi otomotif dan akan mengandalkan kendaraan hybrid, untuk mencapai target menurunkan polusi udara.
ADVERTISEMENT
Memang, pasar terbesar otomotif roda empat itu sedang berusaha keras mengatasi masalah pencemaran udara, dengan menerapkan aturan-aturan yang ketat. Pabrikan otomotif yang ada di sana, dituntut untuk bisa memenuhi kuota produksi dan penjualan mobil energi baru --listrik, hidrogen, dan plug-in hybrid, tentu untuk mendapatkan insentif.
Jumlah kuota yang ditetapkan setidaknya 10 persen dari total produksi pabrikan pada 2019 ini. Namun Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi yang juga pengawas kebijakan otomotif di China, bakal merevisi aturan tersebut, dan akan memberikan keringanan kuota wajib memproduksi dan menjual kendaraan listrik.
Ilustrasi mobil listrik. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Di bawah aturan saat ini, mobil hybrid dikelompokkan bersama dengan kendaraan bensin konvensional, dan pabrikan diharuskan memproduksi 20.000 unit mobil listrik buat setiap 1 juta unit mobil hybrid, di bawah sistem kuota yang rumit.
ADVERTISEMENT
Nah lewat aturan baru yang diusulkan, produsen hanya perlu memproduksi 6.000 kendaraan listrik per 1 juta mobil hybrid yang diproduksi, sementara produksi untuk kendaraan bensin di angka 29.000 unit.

Keuntungan Pabrikan Jepang

Usulan revisi ini akan memberikan perlakuan istimewa pada mobil ‘hemat bahan bakar’, dengan tak menyebut secara spesifik mobil hybrid. Namun setidaknya dari kategori itu, ada 5 persen model paling hemat bahan bakar yang dipasarkan di China, seperti kendaraan-kendaraan hybrid yang dimiliki oleh Toyota dan Honda.
Mobil Toyota Prius PHEV pada pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Mereka memiliki posisi yang sangat baik untuk mengambil keuntungan. Seperti diketahui keduanya secara total menjual lebih dari 2 juta mobil hybrid di seluruh dunia pada 2018 -- dari total 2,29 juta unit yang diproduksi menurut IHS Markit.
ADVERTISEMENT
Toyota khususnya melihat ini sebagai peluang tak hanya buat meningkatkan penjualan hybrid, tetapi memasok teknologi ke produsen mobil lainnya. Pada April 2019 ini mereka baru saja merilis puluhan ribu paten terkait mobil hybrid dan berencana untuk meningkatkan penjualan sistem hibrida.
Dalam proposal amandemen aturan baru juga mencakup langkah-langkah untuk mempromosikan kendaraan hydrogen fuel-cell. Toyota telah bermitra dengan beberapa perusahaan di China termasuk Beijing Automotive Group dalam kendaraan semacam itu.
Mobil listrik Honda Foto: dok. Carscoops

Transisi Melaui Hybrid

Revisi kebijakan ini menunjukkan pemerintah China mulai melihat mobil hybrid sebagai salah satu jalan buat masalah polusi udara, dengan penggunaan sumber daya minyak lebih efisien.
Mereka sadar masih butuh waktu untuk mendorong mobil listrik. Masalahnya EV masih belum bisa diserap cepat oleh pasar lantaran stasiun pengisian daya dan jarak tempuh (driving range/mileage). Bila berhasil diimplementasi, regulasi baru ini bakal mengangkat pamor mobil hybrid di pasar otomotif terbesar di dunia, dengan penjualan kendaraan baru diproyeksikan mencapai sekitar 35 juta pada tahun 2025.
ADVERTISEMENT
“China memiliki banyak permintaan potensial untuk hibrid bahkan sebelum sekarang karena faktor-faktor seperti pengetatan standar efisiensi bahan bakar," kata seorang eksekutif Toyota seperti dikutip dari Nikkei.
Mobil hybrid menyumbang lebih dari 10 persen dari hampir 1,49 juta unit kendaraan yang dijual Toyota di Cina tahun lalu. Pabrikan asal Jepang itu akan meningkatkan kontribusinya hingga lebih dari 30 persen pada 2020.