Draf Perpres Kendaraan Listrik yang Justru Membunuh Industri Nasional

23 Agustus 2017 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ezzy ITS (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Ezzy ITS (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Alih-alih menjaga lingkungan dan menekan emisi dari kendaraan, pemerintah tengah menggodok Peraturan Presiden soal Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan. Meski belum resmi diteken Presiden Joko Widodo, butir-butir pasal yang ada di dalam draf tersebut justru membuat Indonesia makin bergantung pada produk asing.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana tertuang pada pasal 12, pengembangan industri kendaraan bermotor listrik hanya berfokus pada pengembangan manufaktur asing untuk memproduksi kendaraan listrik di dalam negeri. Sementara, tak ada butir yang menyebut soal riset dan pengembangan mobil listrik buatan anak bangsa.
"Roh atau nafas draf Perpres tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah untuk menjadikan Indonesia kembali dan terus menjadi pasar bagi produk otomotif bangsa lain," tulis Kepala pengembangan kendaraan listrik ITS, Muhammad Nur Yuniarto menanggapi draf Perpres tersebut, yang diterima kumparan (kumparan.com), Selasa (28/7).
Nur menegaskan, Perpres itu justru membuat Indonesia secara sukarela menjadi sebagai pusat kendaraan listrik yang semuanya dilakukan oleh asing. "Dalam konsep industri teknologi, nilai tambah terbesar itu ada pada proses penelitian dan pengembangan bukan pada industri manufakturnya," imbuh Nur.
ADVERTISEMENT
Bila alasan pemerintah membuka pengembangan industri kendaraan listrik atas dasar penyerapan ribuan tenaga kerja, hal tersebut justru salah besar. Sebab, akan hadir Industri. 4 yang proses manufakturnya dilakukan oleh robot-robot dan komputer. Contoh pabrik Tesla yang mayoritas pengerjaannya dilakukan oleh robot.
"Ini yang tidak pernah terpikirkan oleh para pengambil kebijakan negeri ini. Pasar konvensional atau mall-mall sekarang sudah sepi karena sebagian besar pembelinya lari ke online. Di sektor industri pun akan seperti itu, siap-siap saja ribuan karyawan yang nantinya dijanjikan akan diserap oleh industri kendaraan listrik akan hilang atau tidak ada," papar dia.