Harga Mobil Toyota Naik per Januari 2019, Ada yang Sampai Rp 25 Juta

9 Januari 2019 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toyota Avanza di GIIAS 2018 (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Avanza di GIIAS 2018 (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Harga jual produk PT Toyota Astra Motor (TAM) resmi dinaikkan, mulai dari yang diproduksi di dalam negeri, maupun yang didatangkan utuh secara impor. Kenaikannya pun beragam, bahkan ada yang mencapai angka Rp 25 juta.
ADVERTISEMENT
Ini seperti disampaikan Henry Tanoto, Vice President Director TAM di sela-sela peluncuran all new Camry di Jakarta, Selasa (8/1/2019). Lebih jelas lagi dirinya menyebut, eskalasi harga pada produk lokal Toyota hanya berkisar Rp 1-4 juta.
Sementara untuk model-model yang diimpor CBU (completely built up), kenaikannya mulai dari Rp 3 juta sampai paling tinggi Rp 25 juta. Namun Henry menyebut ada juga produk yang tidak mengalami kenaikan, hanya saja dirinya tak menyebut detail.
“Memang ada adjustment per 1 Januari 2019. Hampir semua model naik, dan ada juga yang tidak mengalami kenaikan,” kata Henry.
Henry menyebut beberapa faktor yang menjadi penyebab penyesuaian harga pada beberapa modelnya tersebut. Mulai dari biaya produksi, logistik sampai soal nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika.
ADVERTISEMENT
“Kalau faktor harga bermacam-macam, banyak variabelnya, ada unsur cost produksi, logistik, pajak BBN dan lainnya. Kemudian ada unsur lainnya juga misalnya kalau kami lihat market acceptance,” kata Henry.
Toyota Sienta Ezzy  (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Toyota Sienta Ezzy (Foto: Gesit Prayogi/kumparan)
“Itulah yang sebenarnya yang menjadi dasar kami mengambil keputusan, dinaikkan atau tidak. Nilai tukar mata uang juga termasuk salah satu faktor dari cost itu juga, tapi tak melulu itu jadi keputusan dasar kami,” kata Henry.
Namun, Henry juga tidak bisa menjamin bila rupiah menguat terhadap dollar Amerika, Toyota bakal ikut menurunkan harga jual kendaraannya.
“Kemungkinan iya bisa saja, kami lihat kan faktanya seperti apa, karena kan komponen harga banyak banget. Memang itu mempengaruhi (nilai tukar) tapi itu bukan yang paling utama. Jadi kami tidak pernah reaktif, ketika rupiah melemah kami langsung naikkan harga jual, tidak pernah,” kata Henry.
ADVERTISEMENT