Hindari Cedera, Begini Cara Benar Dirikan Moge yang Jatuh

18 September 2019 18:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta terjatuh saat melakukan safety riding di Jatake, Tangerang Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peserta terjatuh saat melakukan safety riding di Jatake, Tangerang Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Mengalami insiden motor jatuh khususnya kejadian ringan tanpa luka bisa terjadi pada siapa saja. Ya mungkin bila motor yang digunakan berukuran standar (110-500cc), tentu tak jadi masalah dan mudah didirikan lagi, tapi lain halnya bila sepeda motor yang digunakan adalah motor besar di atas 500cc.
ADVERTISEMENT
Nah seperti diketahui, motor gede (moge) memiliki rata-rata bobot lebih dari 200 kilogram, terlebih dimensinya yang cukup besar. Ini tentu membuatnya sulit untuk dibangunkan ketika terjatuh. Malah, bila biker tak paham teknik mendirikan moge-nya, selain akan kesulitan, tubuh juga bisa mengalami cedera.
Salahsatu perseta sedang melakukan teknik zigzag Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Oleh karena itu, buat para pemilik moge atau yang baru mau menungganginya, sebaiknya pahami dahulu teknik dasarnya.
Head of Safety Riding Promotion Wahana, Agus Sani menjelaskan, setelah motor terjatuh pengendara sebaiknya melihat permukaan dekat telapak ban. Pengendara harus memastikan, ban tidak berada di atas pasir, kerikil atau permukaan yang tidak padat, dikhawatirkan kendaraan bisa jatuh lagi ketika didirikan.
“Kemudian, pastikan juga posisi gigi tidak netral. Dengan cara ini, ban belakang akan terkunci dan potensi motor bergerak tidak akan terjadi, sehingga mudah mendirikannya lagi,” jelasnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Nah baru kemudian, setelah memastikan tahapan tersebut sudah dilakukan, Agus memberikan dua tips aman membangunkan moge yang terjatuh. Untuk lebih jelasnya simak penjelasan di bawah ini:
Mendorong ke belakang
Peserta dafery riding Wahana sedang mencoba cara mengangkat motor gede yang benar. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Pertama yang harus dilakukan, pengendara harus rileks dan tidak terburu-buru. Posisikan tubuh membelakangi motor, dengan tangan kiri memegang setang dan menekan tuas rem depan. Sementara untuk tangan sebelah kanan memegang behel atau gagang pembonceng. Setelah posisi sudah dirasa cukup, baru kemudian dorong motor ke belakang dengan kekuatan kaki, bukan dengan tangan.
“Sebenarnya titik beban itu ada di bagian paha belakang, jadi kaki yang mendorong. Posisi tangan bukan buat ngangkat, tapi hanya memegang jangan sampai motornya jalan. Jadi, ketika ngangkat motor jangan dibebankan di pinggang karena resiko cideranya pasti tinggi,” katanya.
ADVERTISEMENT
Mendorong dari samping
Instruktur Safety Riding Wahana sedang mempraktekan cara mengangkat motor gede yang benar. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Lalu teknik kedua, posisikan tubuh sejajar dengan motor. Posisi motor di samping badan sebelah kanan atau kiri, kemudian tempelkan paha pada tangki motor sebagai tumpuan untuk mengangkat, sedangkan kaki satunya terbebas dan siap membantu mendorong.
Tangan sendiri diposisikan di setang bagian kanan dan kiri. Nah bila posisinya sudah mantap, baru kemudian dorong motor sampai terangkat dengan kekuatan dari kaki. Namun, sebelum motor berdiri sempurna, pindahkan setang ke sisi kiri atau kanan agar ban terkunci.
“Tumpuan berbeda, tapi kekuatan mendorong sama dari kaki,” tuntasnya.