Hindari Celaka, Ingat Teknik Benar 'Bonceng' di Sepeda Motor
ADVERTISEMENT
Risiko kecelakaan sepeda motor , faktornya penyebabnya tak hanya karena kesalahan atau kelalaian pengemudinya. Namun, bisa juga lantaran penumpangnya --bila berboncengan.
ADVERTISEMENT
Apalagi sekarang tren dan budaya membonceng di sepeda motor sudah semakin marak, mengingat pertumbuhan bisnis pelayanan ojek online seperti Gojek maupun Grab misalnya.
Instruktur Safety Riding Center Astra Motor Yogyakarta Umum Santosa mengingatkan, hal pertama yang harus dipahami yaitu risiko pembonceng sama dengan pengendara.
"Jadi harus mempergunakan perlengkapan berkendara yang aman --helm, jaket, celana panjang, sarung tangan dan sepatu," ucap Umum beberapa waktu lalu.
Posisi duduk
Selain perlengkapan, menjadi penumpang motor atau 'boncengers' juga harus paham akan posisi duduk yang benar.
"Jadi pembonceng arah duduknya sama dengan pengemudi, jangan melawan arah pengemudi. Dua Tangan berpegangan dan kedua lutut menempel paha pengemudi," ucapnya.
Tidak disarankan pembonceng untuk duduk menyamping --bonceng perempuan. Pasalnya posisi seperti itu akan menyulitkan pengendara, ketika akan melakukan cornering atau menikung.
Hindari berpegangan pada behel motor
Ini merupakan kebiasaan yang kerap dilakukan pembonceng, yaitu menggenggam atau berpegangan pada behel motor --yang berada di samping atau belakang pinggul.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut bisa mengganggu keseimbangan pengendara, apalagi ketika dia ingin melakukan manuver," tutur Umum.
Ingat kapasitasnya
Dalam aturan perundang-undangan maupun instruksi safety riding, kapasitas penumpang sepeda motor maksimalnya hanya 2 orang. Jadi akan sangat berbahaya bila motor ditumpangi tiga orang atau lebih -termasuk pengemudi.
Tak hanya orang saja, tapi terkait juga soal barang bawaan yang berlebihan. Buat kasus terakhir ini, kerap ditemukan kala musim mudi tiba.