Jonan: Akan Ada Perpres Soal Pengembangan Mobil Listrik

19 Juli 2017 13:22 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil Listrik Buatan Ricky Elson. (Foto: Dok. Pribadi Valdy)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listrik Buatan Ricky Elson. (Foto: Dok. Pribadi Valdy)
ADVERTISEMENT
Pemerintah sepertinya mulai serius mengembangan mobil listrik di Tanah Air. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi emisi karbon serta mencapai target bauran energi baru dan terbarukan hingga 23 persen pada 2025.
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan pengembangan mobil listrik sudah disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan, Jokowi sudah memberikan instruksi secara tertulis.
"Mungkin 'pakai' perpres. Saya kira, melalui perpres. Sudah ada instruksi tertulis dari Presiden bahwa pemerintah akan mendukung pengembangan mobil listrik," kata Menteri Jonan usai menghadiri Seminar Powering Indonesia seperti dikutip dari Antara, Rabu (19/7).
Menurut Jonan, saat ini pemerintah telah membentuk tim yang terdiri dari Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian ESDM. Tim tersebut akan menyusun rencana regulasi pengembangan mobil listrik.
Dalam regulasi tersebut, pemerintah tidak memberikan kewajiban kepada PLN menjadi penyedia energi listrik. Pembuatan mobil listrik juga bergantung pada industri. Namun Jonan berharap ada pabrik lokal di Indonesia yang siap memproduksi mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Terkait dukungan pemerintah terhadap pengembangan mobil listrik, Jonan mengatakan salah satunya adalah dengan memberi insentif perpajakan agar harga mobil bisa dijangkau masyarakat.
"Mobil listrik Tesla seri yang paling besar kalau dilihat di banyak tempat seperti di Hong Kong, itu kalau masuk Indonesia dengan kebijakan fiskal dan perpajakan seperti sekarang mungkin harganya bisa sekitar Rp 2 miliar atau lebih. Ya, enggak ada yang beli," kata Jonan.
Menurut Jonan, kebijakan mobil listrik tidak diarahkan kepada jenis energi baru dan terbarukan (EBT), tetapi masyarakat akan menyadari bahan bakar listrik dari energi terbarukan lebih ramah lingkungan.
"Tidak harus EBT, tapi kan daripada bakar solar atau gasoline atau gas oil, lebih baik menggunakan listrik sehingga polusinya berkurang," ujarnya.
ADVERTISEMENT