Ketika Mobil Bisa Berinteraksi melalui Gelombang Otak Manusia

4 Januari 2018 12:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teknologi Terbaru dari Nissan (Foto: dok. Nissan)
zoom-in-whitePerbesar
Teknologi Terbaru dari Nissan (Foto: dok. Nissan)
ADVERTISEMENT
Masih ingat dengan fitur otonomos pada Nissan Serena terbaru di Jepang? Teknologi dari Nissan yang memungkinkan pengendaranya lepas tangan, dalam artian lepas dari kemudi ya.
ADVERTISEMENT
Kali ini Nissan kembali unjuk gigi lewat inovasi terbaru mereka yang memungkinkan kendaraan dapat menafsirkan sinyal atau isyarat yang datang langsung dari otak pengemudi. Sehingga bagi Nissan, interaksi antara pengemudi dengan kendaraannya lebih terasa. Demikian seperti diberitakan carscoops.com, Kamis (4/1).
Teknologi baru tersebut dinamakan Brain to Vehicle atau B2V, yang akan dipamerkan pada Consumer Electronics Show pada 7 Januari 2018 mendatang di Las Vegas, Amerika Serikat.
“Ketika kebanyakan orang berpikir mengemudi secara otonom, mereka memiliki visi masa depan yang impersonal, manusia melepaskan kontrol terhadap mesin. Teknologi B2V justru melakukan hal yang sebaliknya, dengan menggunakan sinyal dari otak mereka sendiri untuk berkendara lebih menarik dan menyenangkan,” jelas Presiden Eksekutif Nissan, Daniele Schillaci.
ADVERTISEMENT
Teknologi baru tersebut didasarkan pada prediksi dan deteksi. Caranya adalah dengan menangkap tanda-tanda bahwa otak pengemudi akan memulai gerakan-gerakan, yang selanjutnya akan direalisasikan dalam bentuk tindakan pada kendaraan seperti pengereman atau memutar setir. Sedangkan untuk kemampuan deteksi, sistem pada B2V akan mengevaluasi ketidaknyamanan pengemudi dengan mengubah gaya mengemudi saat dalam modus otonomos.
“Melalui Nissan Intelligent Mobility, kami memindahkan orang ke dunia yang lebih baik dengan memberikan lebih banyak keleluasaan, lebih banyak elektrifikasi, dan lebih banyak konektivitas,” tambahnya.
Teknologi Terbaru dari Nissan (Foto: dok. Nissan)
zoom-in-whitePerbesar
Teknologi Terbaru dari Nissan (Foto: dok. Nissan)
Menurut Dr. Lucian Gheorghe, peneliti senior Nissan Research Center di Jepang, teknologi B2V juga dapat menggunakan augmented reality (AR) untuk menyesuaikan apa yang pengemudi lihat, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih santai.
“Penelitian ini akan menjadi pemantik untuk lebih banyak inovasi Nissan dalam kendaraan kami pada tahun-tahun mendatang,” tutur Lucian.
ADVERTISEMENT
Selama tes, pengemudi akan memakai alat yang mengukur aktivitas gelombang otak, kemudian dianalisis dengan sistem otonomos. Lebih lanjut, sistem tersebut kemudian mengambil tindakan seperti memutar setir, mempercepat atau memperlambat laju mobil 0,2 hingga 0,5 detik lebih cepat daripada yang dilakukan pengemudi tanpa B2V.