Lebih Ramah Lingkungan, Serbuk Kayu Jadi Bahan Dasar Ban Kendaraan

25 Juli 2018 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tapak ban (Foto: Wikimedia Commons )
zoom-in-whitePerbesar
Tapak ban (Foto: Wikimedia Commons )
ADVERTISEMENT
Sejumlah inovasi terus dikembangkan pabrikan otomotif. Tidak melulu soal mesin, desain, ataupun fitur, komponen pendukung lain seperti ban juga terus berevolusi.
ADVERTISEMENT
Bila beberapa waktu sebelumnya Michelin telah mengenalkan Acorus Technology dan ban Tweel, ban yang dapat menyesuaikan diri terhadap material yang diinjaknya dan tanpa tekanan angin, selanjutnya Michelin akan meramu ban terbarunya menggunakan bahan baku serbuk kayu.
Sederhanya begini. Saat pabrik meracik bahan baku karet, dibutuhkan bahan baku lain seperti karbon hitam, silika, antioksidan, karet sintetis, dan minyak untuk mencampur bahan polimer tersebut.
Nah gunanya minyak dalam pencampuran tersebut untuk menurunkan kekakuan pada ban, juga melindungi peralatan pabrikan dari kerusakan serta meningkatkan karakteristik kinerja ban.
Michelin menilai penggunaan minyak sudah tidak relevan lagi di masa depan, apalagi minyak termasuk ke dalam energi yang susah untuk diperbarui dan menjadi langka untuk ke depannya, untuk itu pabrikan memutuskan mengurangi pengunaan minyak dan menggantinya dengan serbuk kayu yang memiliki kemampuan sama semata untuk keberlanjutan sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
"Perusahaan kami sedang bertransformasi, kami harap pada tahun 2020 kami bisa mengenalkan untuk pertama kalinya ban yang terbuat dari kayu," ujar Direktur Penelitian dan Inovasi Michelin, Cyrille Roget seperti dikutip Motoring.
Illustrasi ban Michelin (Foto: dok. Motorauthority)
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi ban Michelin (Foto: dok. Motorauthority)
Roget mengatakan peralihan ke kayu memiliki berbagai manfaat, mulai dari ketergantungan pada minyak yang berkurang serta menurunkan biaya produksi dan meningkatkan penggunaan sumber daya lokal.
"Pohon tumbuh di mana-mana. Maka, Anda dapat meningkatkan sumber daya lokal dengan menggunakan kayu, kabar baiknya (kayu) itu dapat diperbarui," tambah Roget.
Rencana jangka panjang Michelin (Foto: dok. Motoring)
zoom-in-whitePerbesar
Rencana jangka panjang Michelin (Foto: dok. Motoring)
Selain itu Roget juga memprediksi bahwa 80 persen minyak pada sebuah ban, pada tahun 2048, porsinya akan berkurang hingga 20 persen.
Selain ban dari kayu, Michelin juga menyiapkan teknologi ban seumur hidup mobil. Jadi saat tapak ban mulai menipis atau botak, kembangannya dapat dibuat lagi, jadi semacam ban isi ulang. Dengan memanfaatkan printer 3D, ban yang sudah botak tadi dapat dicetak kembangan barunya, sehingga pemilik mobil tidak direpotkan lagi membeli ban baru.
ADVERTISEMENT