Melihat 5 Mobil Listrik Karya Mahasiswa Indonesia di IIMS 2018

25 April 2018 15:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Mobil Listrik di IIMS (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Festival Mobil Listrik di IIMS (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
ADVERTISEMENT
Tidak hanya berisikan mobil-mobil berbasis listrik dari Mitsubishi, BMW, dan Mercedes-Benz, namun yang lebih menarik dari pertunjukan festival mobil listrik di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018 adalah kehadiran mobil-mobil listrik karya mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia. Total ada lima mobil listrik karya mahasiswa dari empat universitas berbeda yang ditampilkan di sini.
ADVERTISEMENT
Kita mulai dari 'Safety Car' yang dibuat mahasiswa-mahasiswa Politeknik Negeri Bandung. Mengambil konsep mobil balap untuk kompetisi, mobil ini dilengkapi dengan motor listrik bertenagakan 2 kW. Mobil ini menjadi satu-satunya unit yang bisa dijajal untuk test drive hari itu.
Masuk ke dalam kabinnya posisi berkendara ala go-kart terasa dalam mobil ini. Dibubuhi pedal gas di sisi kanan dan pedal rem di sisi kiri, mobil ini menggunakan transmisi otomatis dan dilengkapi juga dengan gigi mundur yang dapat dioperasikan dengan menekan tombol pada setirnya.
"Maksimal dengan motor 2kW, kecepatan mobil ini bisa melaju sampai 60 km/jam," cerita Fadlian salah satu builder mobil ini.
Mobil Listirk Karya Mahasiswa Polaban (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listirk Karya Mahasiswa Polaban (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
Lanjut ke sebelahnya ada unit mobil yang diberi nama Kaliurang Unisi 3. Mobil listrik karya mahasiswa Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, ini juga didesain sebagai mobil balap. Pembeda mobil listrik ini dibanding yang lainnya ada pada penggunaan tipe baterainya.
ADVERTISEMENT
"Baterainya Lithium Polimer, kalau yang lain biasa pakai Lithium-Ion. Ini sedikit berbeda, terutama dari thermal managing-nya (pengaturan suhu)," jelas Rudi yang merupakan anggota Ulil Albab Student Center Universitas Islam Indonesia (UASC UII), yang merupakan nama tim mobil listrik mereka.
"Jadi kalau Lithium-Ion yang kebabnyakan dipakai itu, kalau tidak pintar manajemen suhunya, baterainya akan panas banget, kalau yang ini tuh enggak, tapi kalau Lithium Polimer ini life-cycle-nya yang pendek jika dibanding Lithium-ion," tambah dia lagi. Dengan baterai yang tidak mudah panas ini, daya yang dihasilkan bisa mencapai 2 kW dan bisa membuat mobil ini melaju sampai 70 km/jam.
Mobil Listirk Karya Mahasiswa UII (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listirk Karya Mahasiswa UII (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
Sayangnya karena ada sedikit permasalahan pada bagian ban, mobil ini tidak bisa dicoba untuk dikendarai. Namun Rudi juga menjelaskan jika baterainya terisi penuh mobil ini bisa menempuh jarak sampai 28 km.
ADVERTISEMENT
Untuk membuat mobil ini UASC UII waktu dua bulan setelah sebelumnya beberapa tahun melakukan riset. Biaya pembuatan mobil ini termasuk dengan riset yang dilakukan sendiri memakan biaya sekitar Rp 120 juta.
Satu hal lagi yang menarik dari mobil ini adalah penyematan teknologi telemetri. Teknologi yang satu ini biasa digunakan pada mobil pada lomba Formula 1 (F1) ataupun MotoGP.
Teknologi telemetri ini bekerja dengan mencatat segala informasi tentang kondisi kendaran selama perlombaan berlangsung, mulai dari suhu baterai serta kecepatan dan data ini langsung dikirim ke laptop dari tim engineer.
Beralih lagi ke sebelahnya, ada dua mobil yang dipamerkan tim mobil listrik yang menamai diri mereka Apatte 62 Brawijaya. Jika dua mobil lstrik sebelumnya berfokus untuk balapan, dua mobil tim Apatte 62 ini lebih difokuskan untuk menghasilkan mobil dengan efisiensi dari segi aerodinamis, berat kendaraan maupun konsumsi bahan bakar.
ADVERTISEMENT
"Soalnya ini beda filosiofi, kalau yang lain kan untuk balapan, kalau ini konsepnya mobil hemat energi," terang Putu Ngurah Riandika Wiratama (Rian) salah satu mekanis tim Apatte 62.
"Jadi kita gimana caranya mencapai jarak sejauh mungkin tapi konsumsi energi listriknya minimal," tambah dia lagi.
Ada dua mobil yang dihadirkan oleh Tim dari Universitas Brawijaya, malang ini. Yang pertama, berbentuk segitiga lonjong dengan warna dasar putih diberi nama 'Urban Concept' Marsela 3 Evo 1. Sementara yang lainnya yang berbentuk lonjong dan berwarna hitam 'prototype' Aristo Evo V.
Mobil Listirk Karya Mahasiswa UB (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listirk Karya Mahasiswa UB (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
Kedua mobil listrik ini ditenagai motor listrik dengan daya yang berbeda, Ariesto Evo V ang berbobot 40 kg menggunakan motor listrik dengan daya 500 Watt, sementara Marsela 3 Evo 1 yang memiliki bobot dua kali lebih berat (80 kg) juga menggunakan baterai yang dua kali lebih besar (1kW).
ADVERTISEMENT
Performa kedua mobil ini juga cukup mengagumkan. Meski mungkin tidak dapat melaju sekencang mobil listrik lainnya, soal efisiensi mobil karya tim yang sudah langganan turut serata dalam Shell Eco Marathon ini boleh diadu.
"Best result dari Marsela 3 evo 1 itu 144 km/kW, sementara kalau Ariesto Evo V bisa mencapai 491 km/kW," terang Rian lagi.
Sayangnya saat akan mencoba mobil listrik ini cuaca sedang mendung yang membuat dua mobil ini harus dilepaskan baterainya karena ditakutkan terjadi korsleting.
Lanjut ke yang terakhir, satu mobil yang kembali berkonsep balap ditampilkan. Namun sedikit berbeda dari yang lain, mobil listrik yang satu ini berukuran lebih besar. Mobil ini adalah milik Tim Arjuna, Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Kami ini sebenarnya tim yang berbasis research, kami research di bidang kendaraan listrik, menyiapkan segala riset dari yang paling dasar, mobil listiknya itu sendiri, sampai sistem penunjangnya," jelas Adhimukti Wiboeo Ketua Tim Arjuna.
Mobil listrik yang mereka buat ini sendiri sudah menggunakan perangkat Battery Management System (BMS) dan controller yang mereka buat sendiri.
BSM Karya Mahasiswa UGM (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
BSM Karya Mahasiswa UGM (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
Selain itu meski juga berkonsep mobil balap, mobil listrik milik Tim Arjuna ini punya performa yang lebih hebat lagi. Turut serta dalam kompetisi Formula Student, mobil ini mampu melaju layaknya mobil balap.
"Dengan daya 80 kW, power outputnya itu sampai 100 daya kuda (dk). Dengan bobotnya yang hanya 250 kg, mobil ini punya power to weight ratio yang cukup baik," tambah Adhi lagi.
Mobil Listirk Karya Mahasiswa UGM (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Mobil Listirk Karya Mahasiswa UGM (Foto: Alfons Hartanto/kumparanOTO)
Top speed-nya sendiri disesuaikan dengan sirkuit pada kecepatan 100 km/jam namun dengan potensi untuk dapat lebih cepat lagi.
ADVERTISEMENT
Mobil yang mereka buat ini tidak bisa diuji juga lantaran ada beberapa komponen karya mereka sendiri yang dilepas untuk dipamerkan.
"Karena kami ingin nunjukin ke Pak Jokowi yang kemarin datang, kalau hasil riset kami tuh ini (BMS dan mobil listriknya) jadi kami tampilkan," ujar Adhi.
Total mobil ini dibuat selama 10 bulan dan memakan biaya sampai Rp 300 juta termasuk untuk riset.