Aturan Main Merawat dan Ganti Ban Mobil, Jangan Bereksperimen

10 Februari 2019 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengunjung melihat ban kendaraan yang dipajang di booth pameran di GIIAS 2018, ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengunjung melihat ban kendaraan yang dipajang di booth pameran di GIIAS 2018, ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menjaga kondisi ban mobil untuk tetap optimal, jadi modal penting jaga keselamatan di jalan. Pemilik kendaraan harus rajin memeriksakan kondisinya, buat memastikan ban masih layak digunakan.
ADVERTISEMENT
Deputy General Manager PT YHI Indonesia (distributor resmi ban Yokohama) Eka Satria coba berbagi saran. Selain melakukan rutinitas standar, seperti periksa ekanan angin dan menghindari jalan berlubang, pemilik kendaraan juga sebaiknya melakukan rotasi untuk keempat (atau lima termasuk ban cadangan) bannya. Hal ini perlu dilakukan agar tingkat keausan tiap ban jadi lebih merata.
"Referensi dari kami itu setiap minimal empat bulan dengan kondisi jalan (di Indonesia). Nah, rolling (rotasi) itu bisa dilakukan bersamaan dengan spooring ini," ujar Eka.
Cara perawatan seperti itu, diperuntukan bagi kendaraan yang sering digunakan sehari-hari. Sedangkan bila kendaraan jarang dipakai, cukup periksa tekanan angin saja.
Jangan Tunggu Sampai Botak
Ban serep temporary  (Foto: yourmechanic.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ban serep temporary (Foto: yourmechanic.com)
Jika perawatan rajin dilakukan maka dijamin kondisi ban akan lebih awet dan tahan lama. Walaupun memang pada waktunya, kendaraan tetap perlu melakukan pergantian ban jika memang kondisinya sudah tidak layak.
ADVERTISEMENT
"Jangan pakai sampai botak. Kalau sudah ditambal beberapa lubang juga sudah jadi penanda harus diganti," katanya.

Karakteristik Ban

Nah, bila akan melakukan pergantian ban, pemilik kendaraan sebaiknya pilik ban yang karakternya sesuai dengan penggunaan sehari-hari.
"Ban sendiri harus lihat dulu peruntukannya untuk apa. Sebenarnya bukan tidak bisa dipakai untuk segmen tertentu, tapi --istilahnya-- buat apa punya sepatu basket dibuat lari? Bisa sih bisa, tapi tidak akan menghasilkan performa sebagaimana seharusnya, secara safety juga kurang," tutur Eka.
Pada mobil, Eka merujuk analogi sepatu itu pada ban sport utility vehicle (SUV) dan mobil perkotaan misalnya. Ban mobil sedan atau MPV yang biasanya lebih kecil secara dimensi dan ketebalan, tentu punya karakter yang berbeda dan kurang pas jika dipasang pada mobil SUV misalnya.
ADVERTISEMENT

Jangan Nekad Bereksperimen

Eka mengingatkan, supaya pemilik kendaraan tidak terlalu bereksperimen dengan jenis ban yang digunakan pada mobil. Jadi sebaiknya pilihlah yang memang cocok dengan kendaraan dan mobilitas sehari-hari.
Karena bila memaksa, resikonya bukan cuma cepat rusak tapi juga dari sisi kenyamanan dan keselamatan.
"Kalau ban terjadi apa-apa itu dampaknya langsung ke mobil, karena dia yang bersentuhan langsung dengan tanah. Jadi salah satu komponen paling penting dari mobil ya ban ini," ucap Eka.