Nissan Pamer Note e-Power ke Pemerintah

13 November 2017 15:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nissan Note e-POWER. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nissan Note e-POWER. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nissan memanfaatkan ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017 untuk memperkenalkan sebuah teknologi hibrida yang diaplikasikan pada Note e-Power. Mereka mengklaim teknologi motor listrik yang disandingkan dengan mesin pembakaran internal berbeda dari yang lain.
ADVERTISEMENT
Pada sistem hibrida, kinerja mesin pembakaran internal dan motor listrik dipisah. Motor listrik hanya berfungsi dengan dukungan baterai, yang listriknya bisa berasal dari sistem pengereman regeneratif. Motor listrik biasanya beroperasi untuk akselerasi awal dan ketika pada kecepatan tertentu sistem kerjanya akan digantikan oleh mesin konvensional
Nissan Note e-Power (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nissan Note e-Power (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
Namun, di Nissan mekanisme hibrida berbeda. Mesin pembakaran internal justru berfungsi sebagai generator yang beroperasi untuk memproduksi listrik. Listrik itu kemudian ditampung pada baterai dan listriknya dimanfaatkan sebagai sumber tenaga motor listrik.
"Sistem penggerak motor listrik e-Power dari Nissan merupakan solusi inovatif untuk mulai memperkenalkan kendaraan bertenaga listrik di Indonesia," kata Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia Eiichi Koito di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Senin (13/11).
Nissan Note e-Power (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nissan Note e-Power (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
Generator yang digunakan adalah mesin 1.200 cc yang sama dengan milik Nissan March. Dia beroperasi untuk memproduksi listrik dan ditampung ada baterai 1,5 kWh. Motor listrik pada Nissan Note e-Power ini berada di roda depan.
ADVERTISEMENT
Sementara hari ini, Nissan memamerkan mobil hibridanya itu di hadapan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto. Menteri yang juga politisi Partai Golkar itu menyambut positif pamer teknologi yang dilakukan pabrikan Jepang tersebut.
"Diharapkan (Nissan Note e-Power) dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus mengurangi kebutuhan impor bahan bakar minyak. Ini adalah jawaban untuk mengurangi ketergantungan kita yang lebih ramah lingkungan dan menjadi tujuan pemerintah ke depan," jelas Airlangga.
Nissan Note e-Power (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Nissan Note e-Power (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan)
Sebagaimana diketahui, pemerintah memiliki target 25 persen dari seluruh mobil yang terjual pada tahun 2025 berbasis listrik atau masuk dalam kategori Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
"Pemerintah siap memberikan fasilitas dan kehadiran e-Power tanpa charging station ini merupakan inovasi solutif yang dapat dikenalkan ke publik, sambil menyiapkan infrastruktur," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Nissan, teknologi e-Power ini jadi solusi untuk menjembatani era mobil listrik di Indonesia. data Unmet Needs Survey yang dilakukan tahun 2016, kesadaran masyarakat Indonesia soal mobil listrik masih rendah.
Terlebih lagi, data menunjukkan bahwa belum ada infrastruktur yang mendukung mobil listrik. Di Jepang contohnya, mereka memiliki 7.061 stasiun pengisian listrik dengan standar quick charging dan 17.260 stasiun dengan status normal charging.
Di stasiun pengisian quick charging, waktu pengisian daya hanya memerlukan 30 menit dari kosong ke penuh. Sedangkan normal charging perlu waktu 8-18 jam.